PELVIC INFLAMMATORY DISEASE (PID)
(PID) adalah istilah klinis
umum untuk infeksi traktus genital atas. Terdapat
sekitar 1 juta kasus PID di Amerika Serikatsetiap
tahunnya. Prevalensi ini meningkat pada negara berkembang denganmasyarakat sosioekonomik
rendah.Lebih dari seperempat pasien PID
membutuhkan rawatan di rumah sakit.Resiko meningkat pada daerah dengan
prevalensi penyakit menular seksual tinggiakibat
dari aktivitas seksual bebas dan berganti pasangan. Negara berkembangseperti
Indonesia memiliki segala resiko yang menyebabkan rentannya terjadi
PID pada wanita Indonesia.Untuk itu,
diperlukan pencegahan dan penatalaksanaan yang tepat untuk mengurangi
prevalensi PID. Karenanya, dibutuhkan pengetahuan tentang PIDagar dapat
dicegah, didiagnosa dini, dan ditatalaksana dengan cepat dan segera.
|
Pelvic inflammatory
disease
(PID) adalah penyakit infeksi dan inflamasi pada
traktur reproduksi bagian atas, termasuk uterus, tuba fallopi, dan
struktur penunjang pelvis.
1. PID merupakan sebuah spektrum infeksi pada
traktus genitaliawanita yang termasuk di
dalamnya endometritis, salpingitis, tuba-ovarian abses,dan peritonitis.
2. PID biasanya
disebabkan oleh kolonisasi mikroorganisme di endoserviksyang bergerak ke atas menuju endometrium dan tuba fallopi.
3. Inflamasi dapattimbul kapan saja dan
pada titik manapun di traktus genitalia.
PID adalah masalah kesehatan yang cukup sering. Sekitar 1 juta
kasus PIDterjadi di Amerika Serikat dalam
setahun dan total biaya yang dikeluarkanmelebihi 7 juta dollar per
tahun. Lebih dari seperempat kasus PID membutuhkanrawatan inap. PID menyebabkan 0,29 kematian per 1000 wanita usia 15-44tahun.
Diperkirakan
100000 wanita menjadi infertil diakibatkan oleh PID.
WHO
mengalami kesulitan dalam menentukan prevalensi PID akibat dari beberapa hal termasuk kurangnya pengenalan
penyakit oleh pasien, kesulitanakses
untuk merawat pasien, metode subjektif yang digunakan untuk mendiagnosa,
dan kurangnya fasilitas diagnosti pada banyak negara berkembang,dan sistem
kesehatan masyarakat yang sangat luas.
1.Faktor Resiko
Terdapat
beberapa faktor resiko terjadinya PID, namun yang utama adalahaktivitas
seksual. PID yang timbul setelah periode menstruasi pada wanita denganMakalah
Ginekologi |
aktivitas
seksual berjumlah sekitar 85%, sedangkan 15% disebabkan karena luka pada
mukosa misalnya akbiat AKDR atau kuretase.
Resiko
juga meningkat berkaitan dengan jumlah pasangan seksual. Wanitadengan lebih dari 10 pasangan seksual cenderung
memiliki peningkatan resikosebesar 3 kali lipat.
Usia
muda juga merupakan salah satu faktor resiko yang disebabkan olehkurangnya
kestabilan hubungan seksual dan mungkin oleh kurangnya imunitas.
Factor resiko lainnya yaitu pemasangan
kontrasepsi, etnik, status postmarital dimana resiko meningkat 3
kali dibanding yang tidak menikah, infeksi bakterial vaginosis, dan
merokok.
Peningkatan
resiko PID ditemukan pada etnik berkulit putih dan pada golongan
sosioekonomik rendah. PID sering muncul padausia 15-19 tahun dan pada wanita
yang pertama kali berhubungan seksual.
1. Pasien yang
digolongkan memiliki resiko tinggi untuk PID adalah wanita berusia dibawah
25 tahun, menstruasi, memiliki pasangan seksual yang multipel,tidak menggunakan kontrasepsi, dan tinggal di
daerah yang tinggi prevalensi penyakit menular seksual. PID juga
sering timbul pada wanita yang pertama kali berhubungan seksual. Pemakaian
AKDR meningkatkan resiko PID 2-3 kali lipat pada
4 bulan pertama setelah pemakaian, namun kemudian resiko kembalimenurun.
Wanita yang tidak berhubungan seksual secara aktif dan telah
menjalanisterilisasi tuba, memiliki resiko yang sangat rendah untuk PID.
C. Faktor Resiko Wanita yang aktif
secara seksual di bawah usia 25 tahun berisiko tinggi untuk mendapat penyakit
radang panggul.
Hal ini disebabkan wanita muda
berkecenderungan untuk berganti-ganti pasangan seksual dan melakukan hubungan
seksual tidak aman dibandingkan wanita berumur. Faktor lainnya yang berkaitan
dengan usia adalah lendir servikal (leher rahim). Lendir servikal yang tebal
dapat melindungi masuknya bakteri melalui serviks (seperti gonorea), namun
wanita muda dan remaja cenderung memiliki lendir yang tipis sehingga tidak
dapat memproteksi masuknya bakteri.
Faktor risiko lainnya adalah:
1. Riwayat
penyakit radang panggul sebelumnya
2. Pasangan seksual berganti-ganti, atau lebih
dari 2 pasangan dalam waktu 30 hari
3. Wanita
dengan infeksi oleh kuman penyebab PMS
4. Menggunakan douche (cairan pembersih
vagina) beberapa kali dalam sebulan
5.
Penggunaan IUD (spiral) meningkatkan risiko penyakit radang panggul. Risiko
tertinggi adalah saat pemasangan spiral dan 3 minggu setelah pemasangan
terutama apabila sudah terdapat infeksi dalam saluran reproduksi sebelumnya
D. Tanda Dan Gejala Gejala paling sering dialami adalah
nyeri pada perut dan panggul. Nyeri ini umumnya nyeri tumpul dan terus-menerus,
terjadi beberapa hari setelah menstruasi terakhir, dan diperparah dengan
gerakan, aktivitas, atau sanggama. Nyeri karena radang panggul biasanya kurang
dari 7 hari.
Beberapa wanita dengan penyakit ini
terkadang tidak mengalami gejala sama sekali. Keluhan lain adalah mual, nyeri
berkemih, perdarahan atau bercak pada vagina, demam, nyeri saat sanggama, dan
menggigil.
E. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan darah
dilakukan untuk melihat kenaikan dari sel darah putih yang menandakan
terjadinya infeksi. Kultur untuk GO dan chlamydia digunakan untuk
mengkonfirmasi diagnosis. Ultrasonografi atau USG dapat digunakan baik USG
abdomen (perut) atau USG vagina, untuk mengevaluasi saluran tuba dan alat
reproduksi lainnya. Biopsi endometrium dapat dipakai untuk melihat adanya
infeksi. Laparaskopi adalah prosedur pemasukan alat dengan lampu dan kamera
melalui insisi (potongan) kecil di perut untuk melihat secara langsung organ di
dalam panggul apabila terdapat kelainan.
F. Terapi Tujuan utama terapi
penyakit ini adalah mencegah kerusakan saluran tuba yang dapat mengakibatkan
infertilitas (tidak subur) dan kehamilan ektopik, serta pencegahan dari infeksi
kronik.
Pengobatan dengan antibiotik, baik
disuntik maupun diminum, sesuai dengan bakteri penyebab adalah pilihan utama.
Kontrol setelah pengobatan sebanyak 2-3 kali diperlukan untuk melihat hasil dan
perkembangan dari pengobatan. Pasangan seksual juga harus diobati. Wanita
dengan penyakit radang panggul mungkin memiliki pasangan yang menderita gonorea
atau infeksi chlamydia yang dapat menyebabkan penyakit ini. Seseorang dapat
menderita penyakit menular seksual meskipun tidak memiliki gejala. Untuk
mengurangi risiko terkena penyakit radang panggul kembali, maka pasangan
seksual sebaiknya diperiksa dan diobati apabila memiliki PMS.
G. Komplikasi
Penyakit radang panggul dapat
menyebabkan berbagai kelainan di dalam kandungan seperti nyeri berkepanjangan,
infertilitas dan kehamilan abnormal. Penyakit ini dapat menyebabkan parut pada
rahim dan saluran tuba. Parut ini mengakibatkan kerusakan dan menghalangi
saluran tuba sehingga menyebabkan infertilitas. Parut juga dapat menyebabkan
sel telur tidak dapat melalui jalan normalnya ke rahim sehingga dapat terjadi
kehamilan ektopik. H. Pencegahan Cara terbaik untuk menghindari penyakit radang
panggul adalah melindungi diri dari penyakit menular seksual. Penggunaan
kontrasepsi seperti kondom dapat mengurangi kejadian penyakit radang panggul.
Apabila mengalami infeksi saluran genital bagian bawah maka sebaiknya segera
diobati karena dapat menyebar hingga ke saluran reproduksi bagian atas.
Terapi
untuk pasangan seksual sangat dianjurkan untuk mencegah berulangnya infeksi.
I.
Sikap Bidan
• Konsultasi
• Merujuk Servisitis akuta adalah infeksi
dibawah endoserviks, seperti pada gonorhoe, post abortus atau post partum yang
disebabkan streptococcus, staphylococcus dan lain-lain.
Tanda-tanda servisistis akuta :
• Serviks merah
• Edema serviks
• Mengeluarkan cairan mukopurulen Pengobatan
• Pengobatan infeksi
• Penyakit dapat sembuh tanpa bekas/menjadi
servisitis kronika Servisitis kronika adalah infeksi menahun akibat luka-luka
pada serviks karena partus/abortus yang disebabkan masuknya kuman-kuman kedalam
endoserviks dan kelenjar-kelenjarnya.
Gambaran patologis dapat ditemukan :
Serviks
• Kelihatan normal
• Pada pemeriksaan
mikroskop ditemukan leukosit dalam stroma endoserviks
• Pengeluaran secret
agak putih-kuning Portio
• Sekitar ostium
eksternum tampak kemerahan
• Secret yang
dikeluarkan terdiri atas mucus bercampur nanah Sobekan pada serviks uteri lebih
luas
• Mukosa endoserviks lebih kelihatan dari luar (ekstroplon)
• Mukosa lebih mudah
kena infeksi dari vagina
• Karena radang
menahun, serviks bisa menjadi hipertropi dan mengeras
• Secret mukosa purulen bertambah banyak Pengobatan
• Pap smear
• Biopsi untuk
memastikan tidak adanya Ca Therapi
• Dilakukan
kanterisasi radial sehingga terjadi nekrosis
• Jaringan yang
meradang terlepas kira-kira 2 minggu, lambat laun diganti jaringan sehat • Bila
radang menahun mencapai endoserviks jauh kedalam kanalis servikalis dilakukan
ronisasi dengan mengangkat sebagian besar mukosa endoserviks
• Jika infeksi sangat
luas dilakukan amputasi serviks Piometra adalah pengumpulan nanah di kavum
uteri karena stenosis kanalis servikalis Penyebab
• Ca serviks uteri
• Endometritis
tuberkulosa
• Amputasi serviks
• Akibat radiasi
• Penutupan ostium
uteri karena involusio uterus sesudah menopause
• Pada gonorhoe, ada
kecenderungan perlengketan fibria pada ostium tuba abdominalis, menyebabkan
penutupan ostium Pada salpingitis GO akut, ada kecenderungan gonokokus
menghilang dalam waktu kira-kira 10 hari, sehingga pembiakannya negatif.
Salpingitis akut piogenik banyak
ditemukan pada :
• Infeksi puerperal atau pada abortus septic
• Dapat juga
disebabkan adanya tindakan misalkan kerokan Infeksi dapat disebabkan oleh
bermacam-macam kuman :
• Streptococcus
(aerob dan anaerob)
• Staphylococcus
• Eschericia
• Clostridium welchii
Infeksi ini menjalar
• Dari serviks uteri
atau kavum uteri dengan jalan darah atau limpeke parametrium terus ke tuba
• Dapat pula ke peritonium pelvic disini timbul salpingitis
interstisialis akuta Salpingo Oofiritis/Adneksitis akuta Terdiri dari :
• Hidro salping :
terdapat penutupan ostiumtuba abdominalis
• Piosalping : dalam
stadium menahun merupakan kantung dengan dinding tebal yang berisi nanah
• Salpingitis
interstisialis kronika : dinding tuba menebal dan banyak fibrosis serta
ditemukan pengumpulan nanah sedikit ditengah-tengah jaringan otot
• Kista tuba ovarial,
abses tuba ovarial : bersatu dengan folikel ovarium, pada abses tuba ovarial
piosalping bersatu dengan abses ovarium
• Abses ovarial : jarang terdapat sendiri dari stadium akut
dapat memasuki stadium menahun
• Salpingitis tuberkulosa : merupakan bagian penting dari
tuberculosis genital Gejala-gejala :
• Panas
• Nyeri cukup kuat
dibagian bawah sebelah kiri dan kanan
• Bertambah sakit
pada pekerjaan berat disertai sakit pinggang
• Leukorea disebabkan
oleh servisitis kronika
• Haid lebih banyak
dari biasa dengan siklus yang tidak teratur Therapi keadaan sub akut : •
Antibiotik spektrum luas
• Tidak melakukan
pekerjaan yang berat
• Terapi diatermi
• Terapi oerasi bila
ada indikasi Parametritis akuta terjadi bila kuman-kuman masuk limpe atau darah
melewati batas uterus sampai ke jaringan ikat parametrium,kejadian ini muncul
karena infeksi puerperal atau post abortus, juga akibat dari tindakan intra
uterin
Penyebab : streptococcus dan
staphylococcus Gambaran klinik
• Demam
•
Sakit perut bagian bawah sebelah kanan atau kiri
• Disebelah uterus teraba tumor Terapi
• Sama dengan adneksitis
• Jika ditemukan abses dilakukan pembukaan
tumor Peritonitis pelvika (pelvioperitonitis) sering terjadi bersamaan dengan
adneksitis akuta Gejala-gejala
• Demam dan mual
• Leucositosis
• Nyeri lebih hebat
•
Terdapat defencemusculaire
• Gerakan uterus menyebabkan rasa nyeri
• Jika ada abses di kavum Douglas, teraba
tumor di belakang uterus yang menonjol ke forniks vagina posterior Terapi
• Jika ada abses yaitu dengan kolpotomia
posterior dan drainase
terimakasih buat artikelnya... sangat bermanfaat sob...
BalasHapushttp://cv-pengobatan.com/pengobatan-alami-radang-panggul/