Pages

Sabtu, 18 Mei 2013

resusitasi


Bantuan hidup dasar atau disebut juga ABC RJP bertujuan melakukan oksigenisasi darurat. Pada awal langkah ABC RJP dilakukan penilaian kesadaran dengan memberikan goncangan dan teriakan. Bila tidak ada tanggapan, korban/pasien diletakkan dalam posisi telentang dan bantuan hidup dasar segera diberikan. Sementara itu penolong dapat meminta pertolongan dan bila mungkin mengaktiikan sistem pelayanan medis darurat.

A. Airway Control (pembebasan jalan napas)
Pada pasien yang tidak sadar umumnya terjadi sumbatan jalan napas oleh lidah yang menutupi dinding posterior faring karena terjadi penurunan tonus. Hal ini dapat diatasi dengan tiga cara:
o Ekstensi kepala: ekstensikan kepala korban/pasien dengan satu tangan, bila perlu ganjal bahu.
o Ekstensi kepala dan mengangkat dagu: ekstensikan kepala dan angkat dagu ke atas.
o Ekstensi kepala dan mendorong mandibula: ekstensikan kepala, pegang angulus mandibula pada kedua sisi, kemudian dorong ke depan.
Ketiga hal di atas dikenal sebagai triple airway manouver dari Safar. Metode kedua atau ketiga lebih efektif dalam membuka jalan napas atas daripada metode pertama.

Bila diketahui atau dicurigai ada trauma kepala dan leher, korban hanya digerakkan/dipindahkan bila memang mutlak perlu. Pada dugaan patah tulang leher, pendorongan mandibula saja tanpa ekstensi kepala merupakan metode paling aman untuk menjaga agar jalan napas tetap terbuka. Bila belum berhasil, dapat dilakukan sedikit ekstensi kepala.

Bila terdapat pernapasan spontan dan adekuat (tidak ada sianosis), letakkan pasien dalam posisi miring mantap untuk mencegah aspirasi. Saat itu kita dapat meminta pertolongan ambulans. Sedangkan bila ventilasi adekuat tetapi napas tidak adekuat (ada sianosis), korban/pasien perlu berikan oksigen lewat kateter nasal atau sungkup muka.

B. Breathing Support (ventilasi buatan dan oksigenasi paru secara darurat)
Setelah jalan napas terbuka, segera nilai apakah korban/pasien dapat bernapas spontan dengan merasakan aliran udara pada daun telinga atau punggung tangan penolong, mendengarkan bunyi napas dari hidung dan mulut korban/pasien, serta memperhatikan gerak napas pada dadanya. Ventilasi buatan dilakukan bila pernapasan spontan tidak ada (apnu). Ventilasi dapat dari mulut ke mulut, mulut ke hidung, atau mulut ke stoma (trakea).

Pada saat melakukan ventilasi mulut ke mulut, penolong mempertahankan kepala dan leher korban dalam posisi jalan napas tebuka dengan menutup hidung korban/pasien dengan pipi penolong atau memencet hidung dengan satu tangan. Selanjutnya lakukan dua kali ventilasi dalam, segera raba denyut nadi karotis atau femoralis. Bila tetap henti napas tetapi masih teraba denyut nadi, diberikan ventilasi dalam setiap lima detik.

Tanda-tanda jalan napas bebas saat diberikan ventilasi buatan yang adekuat adalah bila dada terlihat naik turun dengan amplitudo cukup, ada udara yang keluar melalui hidung dan mulut selama ekspirasi, serta tidak terasa tahanan dan compliance paru selama pemberian ventilasi.

Bila ventilasi mulut ke mulut atau ke hidung tidak berhasil baik walaupun jalan napas terbuka, periksa faring untuk melihat adanya sumbatan oleh benda asing atau sekresi.

Bila diduga ada sumbatan benda asing, lakukan hentakan punggung di antara dua skapula. Bila tidak berhasil, lakukan hentakan abdomen (abdominal thrust, manuver Heimlich), atau hentakan dada (chest thrust) untuk pasien anak atau ibu hamil. Urutan gerakan Heimlich adalah memberikan 6 – 10 kali hentakan abdomen, membuka mulut dan melakukan sapuan jari, reposisi korban/pasien, membuka jalan napas, dan mencoba memberikan ventilasi buatan. Urutan diulang sampai benda asing keluar dan ventilasi buatan berhasil diberikan. Teknik hentakan dada dapat dilakukan pada korban/pasien yang telentang. Teknik ini sama dengan kompresi dada luar.

Bila ada sekresi, lakukan penyapuan dengan jari. Bila gagal, lakukan hentakan abdo­men atau hentakan dada. Pada tindakan jari menyapu, gulingkan korban/pasien pada salah satu sisi. Sesudah membuka mulut korban/pasien dengan satu tangan memegang lidah dan rahangnya, masukkan jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain dari penolong ke dalam satu sisi mulut korban/pasien. Melalui bagian belakang faring kedua jari menyapu dan keluar lagi melalui sisi lain mulut korban/pasien dalam satu gerakan.

Bila sesudah dilakukan gerakan tripel (ekstensi kepala, membuka mulut, dan mendorong mandibula) serta pembersihan mulut dan faring, masih ada sumbatan, pasang pipa jalan napas (oropharyngeal airway atau nasopharyngeal airway). Bila belum berhasil, lakukan intubasi trakea. Bila tidak dapat dilakukan intubasi, sebagai alternatifnya adalah krikotirotomi atau pungsi membran krikotiroid dengan jarum berlumen besar (misalnya kanula intravena 14G). Bila masih ada sumbatan di bronkus, lakukan pengeluaran benda asing (padat, cair) dari bronkus atau terapi bronkospasme dengan aminofilin atau adrenalin.


C. Circulation Support (bantuan sirkulasi)
Pemberian ventilasi buatan dan kompresi dada luar diperlukan pada keadaan henti jantung. Aliran darah selama kompresi dada luar didasari oleh dua mekanisme yang berbeda, yaitu kompresi jantung antara sternum dan tulang belakang serta perubahan tekanan intratoraks global.

Korban/pasien telentang pada permukaan yang keras saat dilakukan kompresi dada luar. Penolong berlutut di samping korban dan meletakkan pangkal sebelah tangannya di atas pertengahan 1/3 bawah sternum korban/pasien, sepanjang sumbu panjangnya dengan jarak dua jari sefalad dari persambungan sifoid-sternum. Tangan penolong yang lain diletakkan di atas tangan pertama. Dengan jari-jari terkunci, lengan lurus, dan kedua bahu tepat di atas stemum korban/pasien, berikan tekanan vertikal ke bawah yang cukup untuk menekan sternum 4 – 5 cm dengan berat badan penolong. Setelah kompresi harus ada relaksasi, tetapi kedua tangan tidak boleh diangkat dari dada korban/pasien. Dianjurkan lama kompresi sama dengan lama relaksasi. Bila hanya ada satu penolong, 15 kompresi dada luar (laju: 80-100x/menit = 9 – 12 detik) harus diikuti dengan pemberian dua kali ventilasi dalam (2 – 3 detik). Dalam satu menit harus ada empat daur kompresi dan ventilasi, yaitu minimal 60 kompresi dada dan 8 ventilasi. Jadi 15 kali kompresi ditambah 2 ventilasi harus selesai maksimal dalam 15 detik. Bila 2 penolong, kompresi dada diberikan oleh satu penolong dengan laju 80 – 100 kali per menit dan 1 kali ventilasi dalam (1 – 1,5 detik) diberikan oleh penolong kedua sesudah kompresi kelima. Dalam 1 menit minimal ada 60 kompresi dada dan 12 ventilasi. Jadi, 5 kompresi ditambah 1 ventilasi maksimal dalam 5 detik.

Kompresi dada dilakukan secara lembut dan berirama. Bila dilakukan dengan benar, kompresi dada luar dapat menghasilkan tekanan sistolik lebih dari 100 mmHg dan tekanan rata-rata 40 mmHg pada arteri karotis. Antara dua kompresi dada tidak boleh terputus lebih dari 5 detik, kecuali pada waktu intubasi trakea dan transportasi (naik turun tangga) dapat sampai 15 detik. Sesudah 4 daur kompresi dan ventilasi (4 menit), lakukan reevaluasi pasien dengan memeriksa apakah denyut karotis sudah timbul (5 detik). Bila tidak ada, RJP dimulai lagi dengan 2 ventilasi diikuti dengan 15 kompresi. Bila sudah ada denyut, pernapasan diperiksa selama 3 – 5 detik. Bila ada pernapasan dan nadi pantau dengan ketat. Bila tidak ada pemapasan, lakukan ventilasi buatan 12 kali/menit dan pantau nadi dengan ketat. Bila denyut dan pernapasan belum ada, RJP dilanjutkan. Sesudah 4 daur, periksa kembali apakah sudah timbul nadi dan ventilasi spontan, dan begitu seterusnya.

ABC RJP yang dilakukan pada korban dengan henti jantung dapat memberikan kemungkinan hasil:
o Korban/pasien menjadi sadar kembali.
o Korban/pasien dinyatakan mati.
o Korban/pasien belum dapat dinyatakan mati dan belum timbul denyut jantung spontan. Dalam hal ini perlu diberi pertolongan lebih lanjut (bantuan hidup lanjut).
o Denyut jantung spontan timbul, tetapi korban/pasien belum pulih kesadarannya. Ventilasi spontan bisa ada atau tidak.


Selain kompresi dada luar, yang juga termasuk bantuan sirkulasi adalah penghentian perdarahan dan penentuan posisi untuk mengatasi syok, yaitu dengan meletakkan kepala lebih rendah daripada kaki.

Bantuan Hidup Lanjut (Advanced Life Support)
Bantuan hidup lanjut (BHL) bertujuan memulai kembali sirkulasi spontan dan mempertahankan sistem jantung paru dengan cara memulihkan transpor oksigen arteri mendekati normal. BHL diberikan setelah dilakukan ABC RJP dan belum timbul denyut jantung spontan. Yang termasuk dalam BHL adalah DEF RJP, yaitu :

D. Drugs and Fluids Intravenous Infusion (pemberian obat-obatan dan cairan melalui infus intravena tanpa menunggu hasil EKG)
1. Adrenalin 0,5 – 1,0 mg dosis untuk dewasa, 10 µg/kg pada anak-anak. Pemberian dapat dilakukan secara intravena (iv), intratrakeal melalui pipa endotrakeal (1 ml adrenalin 1o/oo diencerkan dengan 9 ml akuades steril) atau intrakardiak. Pemberian secara intrakardiak hanya dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan saat ini sudah tidak dianjurkan lagi. Setiap 5 menit diulang dengan dosis sama sampai timbul denyut jantung spontan atau mati jantung.
2. Bila setelah 3 kali pemberian adrenalin tidak ada sirkulasi spontan, pikirkan pemberian natrium bikarbonat intravena dengan dosis awal 1 mEq/kg BB (bila henti jantung lebih dari 2 menit) dapat diulang tiap 10 menit dengan dosis 0,5 mEq/kg sampai timbul denyut jantung spontan atau mati jantung. Hati-hati pada pemberian pada anak-anak dan bayi.

E. Electrocardioscopy (cardiography)
Monitoring EKG dilakukan untuk melihat bentuk henti jantung apakah asistol ventrikular, fibrilasi ventrikular atau kompleks aneh yang lain seperti (disosiasi elektromekanis)

F. Fibrillation Treatment (terapi fibrilasi/defribrilasi)
Langkah ini merupakan cara mengatasi fibrilasi. Bila mulanya hentijantung disaksikan dengan EKG, lakukan precordial thumb. Bila tidak berhasil, lakukan defibrilasi ekstemal dengan syok listrik dan obat-obatan. Bila awalnya tidak disaksikan, langsung dengan defibrilasi eksternal. .

Elektroda dipasang di sebelah kiri puting susu kiri dan sebelah kanan sternum bagian atas. Defibrilasi luar diaktifkan dengan menggunakan arus searah 100 – 360 Wsec (joule) untuk dewasa, 100 – 200 Wsec untuk anak, dan 50 – 100 Wsec untuk bayi. Ulangi syok balik (countershock) bila perlu.

Bila belum berhasil, dapat diberi lignokain (lidokain) 1 – 2 mg/kg BB IV untuk menurunkan ambang rangsang. Bila diperlukan dapat diteruskan dengan tetesan infus (1 – 4 mg/menit). Kemudian ulangi syok listrik. Bila belum berhasil juga, dapat diberi prokainamid 1 – 2 mg/kg BB IV dengan tetap mengulangi syok listrik. Bila gagal juga, dapat diberikan bretilium 5 mg/kg BB IV dengan syok listrik tetap diulangi lagi. Bila belum berhasil juga, dosis bretilium dapat ditinggikan hingga 10 mg/kg BB sampai dosis total 30 mg/kg BB. Bretilium ini merupakan obat terakhir yang tersedia saat ini. Bila dengan obat ini juga tidak berhasil maka ditegakkan diagnosis kematian jantung.

Bila pada EKG terdapat asistol ventrikular atau disosiasi elektromekanis, ulangi tahap D, yaitu dengan memberikan kalsium, dan vasopresor seperlunya. Dosis kalsium klorida 10% : 500 mg/70 kg BB IV, bila perlu diulang tiap 10 menit. Pemakaian kalsium saat ini merupakan hal yang kontroversial.

Selain obat-obat tersebut di atas, yang juga berguna selama resusitasi jantung paru ialah isoproterenol, digoksin, noradrenalin, metaraminol, dopamin, dobutamin, atropin, natrium nitropusid, nitrogliserin, furosemid, efedrin, metoksamin, praktolol, heparin, dekstrose, garam faal, metoheksiton, diazepam, suksametonium, dan pankuronium.

Bantuan Hidup Jangka Panjang
Bantuan hidup jangka panjang merupakan pengelolaan intensif pascaresusitasi termasuk resusitasi otak. Jenis pengelolaan yang diperlukan pasien bergantung sepenuhnya pada hasil resusitasi. Yang termasuk bantuan hidup jangka panjang adalah GHI RJP, yaitu :

G. Gauging
Langkah ini dilakukan untuk menentukan dan memberi terapi penyebab henti jantung dan menilai tindakan selanjutnya, apakah penderita dapat diselamatkan atau tidak. Pasien yang tidak mempunyai defisit neurologis dan tekanan darah terpelihara normal tanpa aritmia hanya memerlukan pemantauan intensif dan observasi terus-menerus terhadap sirkulasi, pernapasan, fungsi otak, ginjal, dan hati. Pasien yang mengalami kegagalan satu atau lebih sistem organ memerlukan bantuan ventilasi atau sirkulasi, terapi aritmia, dialisis, atau resusitasi otak.

H. Human Mentation
Mentasi manusia diharapkan dapat dipulihkan dengan tindakan resusitasi otak yang baru. Tindakan-tindakan ini meliputi penggunaan agen vasoaktif untuk memelihara tekanan darah sistemik yang normal, penggunaan steroid untuk mengurangi sembab otak, dan penggunaan diuretik untuk menurunkan tekanan intrakranial. Obat yang dianjurkan adalah tiopental dengan dosis 30 mg/kgBB dengan 1/3 dosis diberikan secara bolus intravena dan 2/3 dosis dengan infus/drip lambat. Oksigen tambahan hendaknya diberikan dan hiperventilasi derajat sedang juga membantu (PaCO2 25 – 30 mmHg). Beberapa pengarang menganjurkan diberikan pada pasien yang mengalami koma barbiturat dan hipotermia sedang, tetapi keuntungannya masih kontroversial.

kesehatan masyarakat


Interaksi Manusia Dengan Lingkungan Masyarakat

Manusia sesungguhnya adalah makhluk social yang pada dasarnya memerlukan bantuan orang lain untuk dapat menjalankan kehidupannya. Dimana terjalin interaksi social antara manusia satu dengan manusia yang lain. Interaksi social merupakan kunci dari sebuah kehidupan social,sehingga manusia dapat menjalankan kehidupannya dengan sangat baik dengan lingkungannya.
Secara Umum proses social merupakan interaksi social dimana terdapat aktivitas-aktivitas social. Interaksi social dalam masyarakat saat ini sangat menunjukan hubungan –hubungan social yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang dalam suatu masyarakat ataupun kelompok manusia yang saling berinteraksi ,membentuk suatu organisasi sebagai wadah dalam melakukan suatu interaksi.
Interaksi dalam dalam masyarakat saat ini sangat mencolok , ini dibuktikan ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok.Interaksi social tak akan mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dan tidak adanya niat dalam diri seseorang untuk mengadakan hubungan dengan yang lainnya.Misalnya saja pemilihan ketua Rt ,seseorang mencalonkan dirinya sebagai calon ketua RT akan tetapi dia memiliki sikap yang sombong kepada masyarakat(tetangga) disekitar rumahnya, ini membuktikan bahwa manusia tidak akan dapat melakukan kehidupannya dengan sangat baik apabila manusia itu dapat dengan cepat memahami,mengenal,dan mengadakan hubungan yang baik dengan masyarakat lain dan dengan sikap yang baik pula.
Berlangsungnya suatu interaksi social dalam masyarakat, pada dasarnya dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya:
àImitasi = merupakan factor yang mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku
àIdentifikasi = merupakan factor yang mendorong manusia untuk menjadi dengan manusia lainnya.
è Simpati = factor ini merupkan suatu proses dimana manusia merasa tertarik dengan pihak lainnya,disamping itu adanya keinginan untuk memahami pihak lain dalam melakukan kerja sama dengannya.
Terdapat 2 syarat dimana manusia menjalankan interaksinya dlam masyarakat yaitu adanya kontak social ,yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk yakni antarindividu,dan individu dengan kelompok organisasi dan adanya komunikasi yang baik dalam perilaku sehari-hari yang memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan. Suatu komunikasi dapat dengan mudah terjalin dengan baik tanpa adanya konflik social yang sangat bersifat negative bagi lawan bicara apabila terdapat kontak social yang bersifat positif yang mengarah pada suatu kerja sama dan hubungan yang baik.
Dalam arti penting suatu komuniaasi dan interaksi yang baik dalam diri seseorang merupakan perwujudan yang harus dikembangkan dalam masyarakat saat ini .Dengan adanya komunikasi yang bersifat primer maka akan terjalin hubungan yang sangat cepat dimana ketika seseorang belum mengenal satu dengan yang lain , mereka dapat menjalin komunikasi dengan sangat baik seperti orang yang sudah lama dikenal.
Persaingan dalam hubungan masyarakat saat ini terwujud karena adanya interaksi social yang bersifat negative terhadap suatu kehidupan masyarakat karena tidak adanya kemampuan untuk mengadakan interaksi social yang baik dengan pihak lain yang ada malah menyinggung perasaan manusia yang lain.
Bentuk persaingan dalam masyarakat sangat beragam adanya manusia yang bersaing harta kekayaan,jabatan dan sifat iri ,yang dalam jangka waktu yang lama bahkan singkat akan menimbulkan pertikaiaan yang melibatkan banyak pihak,selain itu juga berdampak pada perkembangan kehidupan anak bangsa.Untuk menangani masalah ini  perlu adanya kerja sama (Coorperation) yang sangat menunjang baik kehidupan kelompom maupun perorangan sehingga akan hubungan yang baik tanpa adanya pertikaian.
Fungsi Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooleykerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna”

A.Jenis-jenis Pencemaran Lingkungan
Berdasarkan lingkungan yang mengalami pencemaran, secara garis besar pencemaran lingkungan dapat dikelompokkan menjadi pencemaran air, tanah, dan udara.

a. Pencemaran Air
Di dalam tata kehidupan manusia, air banyak memegang peranan penting antara lain untuk minum, memasak, mencuci dan mandi. Di samping itu air juga banyak diperlukan untuk mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi.
Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah menambahjumlah bahan anorganik pada perairan dan mencemari air. Misalnya, pembuangan detergen ke perairan dapat berakibat buruk terhadap organisme yang ada di perairan. Pemupukan tanah persawahan atau ladang dengan pupuk buatan, kemudian masuk ke perairan akan menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau blooming. Beberapa jenis tumbuhan seperti alga, paku air, dan eceng gondok akan tumbuh subur dan menutupi permukaan perairan sehingga cahaya matahari tidak menembus sampai dasar perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan tidak dapat berfotosintesis sehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air menjadi berkurang.
Bahan-bahan kimia lain, seperti pestisida atau DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) yang sering digunakan oleh petani untuk memberantas hama tanaman juga dapat berakibat buruk terhadap tanaman dan organisme lainnya. Apabila di dalam ekosistem perairan terjadi pencemaran DDT atau pestisida, akan terjadi aliran DDT

b. Pencemaran Tanah
Tanah merupakan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk hidup lainnya termasuk manusia. Kualitas tanah dapat berkurang karena proses erosi oleh air yang mengalir sehinggakesuburannya akan berkurang. Selain itu, menurunnya kualitas tanah juaga dapat disebabkan limbah padat yang mencemari tanah.
Menurut sumbernya, limbah padat dapat berasal dari sampah rumah tangga (domestik), industri dan alam (tumbuhan). Adapun menurut jenisnya, sampah dapat dibedakan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, seperti dedaunan, bangkai binatang, dan kertas. Adapun sampah anorganik biasanya berasal dari limbah industri, seperti plastik, logam dan kaleng.
Sampah organik pada umumnya mudah dihancurkan dan dibusukkan oleh mikroorganisme di dalam tanah. Adapun sampah anorganik tidak mudah hancur sehingga dapat menurunkan kualitas tanah.

c. Pencemaran Udara
Udara dikatakan tercemar jika udara tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori udara. Bentuk pencemar udara bermacam-macam, ada yang berbentuk gas dan ada yang berbentuk partikel cair atau padat.

1) Pencemar Udara Berbentuk Gas
Beberapa gas dengan jumlah melebihi batas toleransi lingkungan, dan masuk ke lingkungan udara, dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup. Pencemar udara yang berbentuk gas adalah karbon monoksida, senyawa belerang (SO2 dan H2S), seyawa nitrogen (NO2), dan chloroflourocarbon (CFC).
Kadar CO2 yang terlampau tinggi di udara dapat menyebabkan suhu udara di permukaan bumi meningkat dan dapat mengganggu sistem pernapasan. Kadar gas CO lebih dari 100 ppm di dalam darah dapat merusak sistem saraf dan dapat menimbulkan kematian. Gas SO2 dan H2S dapat bergabung dengan partikel air dan menyebabkan hujan asam. Keracunan NO2 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, kelumpuhan, dan kematian. Sementara itu, CFC dapat menyebabkan rusaknya lapian ozon di atmosfer.

2) Pencemar Udara Berbentuk Partikel Cair atau Padat
Partikel yang mencemari udara terdapat dalam bentuk cair atau padat. Partikel dalam bentuk cair berupa titik-titik air atau kabut. Kabut dapat menyebabkan sesak napas jika terhiap ke dalam paru-paru.
Partikel dalam bentuk padat dapat berupa debu atau abu vulkanik. Selain itu, dapat juga berasal dari makhluk hidup, misalnya bakteri, spora, virus, serbuk sari, atau serangga-serangga yang telah mati. Partikel-partikel tersebut merupakan sumber penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
Partikel yangmencemari udara dapat berasal dari pembakaran bensin. Bensin yang digunakan dalam kendaraan bermotor biasanya dicampur dengan senyawa timbal agar pembakarannya cepat mesin berjalan lebih sempurna. Timbal akan bereaki dengan klor dan brom membentuk partikel PbClBr. Partikel tersebut akan dihamburkan oleh kendaraan melalui knalpot ke udara sehingga akan mencemari udara.



AKIBAT YANG DI TIMBULKAN OLEH PENCEMARAN
1.     Punahnya Spesies
Bahan pencemar lazimnya berbahaya bagi kehidupan biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengelami keracunan, kemudian mati. Berbagai spesies hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda, larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar., adpula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampui, hewan tersebut akan mati.

2.     Peledakan Hama
Penggunaan pestisida dan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator punah, maka serangga hama akan berkembang tanpa kendali.

3.  Gangguan Keseimbangan Lingkungan
Punahnya spasies tertentu dapat mengibah pola interaksi biologis dalam suatu ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan dan lairan energi menjadiberubah. Akibatnya, keseimbangan lingkngan terganggu. Daur materi dan daur biogeokimia menjadi terganggu.

4. Kesuburan Tanah Berkurang
Penggunaan pestisida dan insektisida dapat berdampak kematian fauna tanah. Hal ini dapat menurunkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk terus menerus dapat menyebabkan tanah menjadi asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Demikian juga dengan terjadinya hujan asam.

5.    Keracunan dan Penyakit
Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat mengalami keracunan. ada yang meninggal dunia, ada yang mengalami kerusakan hati, ginjal, menderita kanker, kerusakan susunan saraf, dan bahkan ada yang menyebabkan cacat pada keturunanketurunannya.

6.    Pemekatan Hayati
Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makluk dikenal sebagai pemekatan hayati (dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai biomagnificition.

7.    Terbentuknya Lubang Ozon dan Efek Rumah Kaca
Terbentuknya Lubang ozon dan terjadinya efek rumah kaca merupakan permasalahan global yang dirasakan oleh semua umat manusia. Hal ini disebabkan karena bahan pencemar dapat tersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain.






Perumahan
Perumahan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atautempat tinggal, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Padazaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua, kemudianberkembang dengan mendirikan rumah di hutan-hutan dan di bawahpohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudahmembangun rumah bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yangserba modern. Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum.



Syarat-syarat rumah yang sehat:
Bahan bangunan 
 Jika rumah di bangun, maka lingkungan rumah harus terjaga kesehatannya. Rumah yangsehat memiliki sejumlah persyaratan, yaitu:
a.

B
ahan bangunan
1
.

L
antai.
Ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi ekonomipedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang yang mampu dipedesaan, dan inipun mahal. Oleh karena itu, untuk lantai rumah pedesaancukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tdakberdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan. Untukmemperoleh lantai tanah yang padat (tidak berdebu) dapat ditempuh denganmenyiram air kemudian dipadatkan dengan benda-benda yang berat, dandilakukan berkali-kali. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.
2
.

D
inding
Tembok adalah baik, namun disamping mahal tembok sebenarnya kurang cocokuntuk daerah tropis, lebih-lebih bila ventilasinya tidak cukup. Dinding rumah didaerah tropis khususnya di pedesaan lebih baik dinding atau papan. Sebabmeskipun jendela tidak cukup, maka lubang-lubang pada dinding atau papantersebut dapat merupakan ventilasi, dan dapat menambah penerangan alamiah.
3
.

A
tap Genteng
Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.Disamping atap genteng cocok untuk daerah tropis, juga dapat terjangkau olehmasyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri. Namun demikian,banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu, maka atap daunrumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng ataupun asbes tidak
 
cocok untuk rumah pedesaan, di samping mahal juga menimbulkan suhu panasdidalam rumah.
4
.

L
ain-lain (tiang, kaso dan reng)
K
atu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan. Menurutpengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tapi perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang tikus yang baik. Untuk menghindari ini caramemotongnya barus menurut ruas-ruas bambu tersebut, maka lubang pada ujung-ujung bambu yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup dengan kayu.
b.

V
entilasi
V
entilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untukmenjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berartikeseimbangan O
2
yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga.
K
urangnya ventilasi akan menyebabkan O
2
didalam rumah yang berarti kadar CO
2
 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat.disamping itu tidakcukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara didalam ruangan naikkarena terjadinya proses penguapan dari kulit dan penyerapan.
K
elembaban ini akanmerupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri, patogen (bakteri-bakteri penyebabpenyakit.)Funsi kedua daripada ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan-ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena disitu selalu terjadialiran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalumengalir. Fungsi lainya adalah untuk menjaga agar ruangan selalu tetap didalamkelembaban (
humuduty 
) yang optium.

Sanitasi
 

Sanitasi yang memadai merupakan dasar dari pembangunan. Namun, fasilitas sanitasi jauh di bawah kebutuhan penduduk yang terus meningkat jumlahnya. Akibatnya, munculberbagai jenis penyakit yang salah satu diantaranya adalah penyakit diare. Di dunia, penyakittersebut telah menimbulkan kematian sekitar 2,2 juta anak per tahun dan menghabiskanbanyak dana untuk mengatasinya. Minimnya sanitasi lingkungan seperti penanganan sampah,air limbah,
tinja, saluran pembuangan, dan kesehatan masyarakat, telah menyebabkan terustingginya kematian bayi dan anak oleh penyakit diare dan berperan penting dalam mengundangmunculnya berbagai vektor pembawa penyakit
Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakupperumahan, pembuangan kotoran, penyedian air bersih dan sebagainya. Sanitasi lingkungandapat pula diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan danmempertahankan standar kondisi lingkungan yang mendasar yang mempengaruhi kesejahtraanmanusia.

Penyedian air bersih
air sangat penting pada kehidupan manusia. Masuisa akan lebih cepat meninggal karna kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Dalam tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. Sumber- sumber air minum
1.      Air hujan : air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum. Tetapi air hujan tidak mengandung kalsium.
2.      Air sungai dan danau: air sungai adalah air dari aliran air hujan yang terdapat saaluran yang sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran. Maka akan dijadikan air minum harus di olah terlebih daahulu.
3.      Mata air: air yang keluar dari mata air berasal dari air tanahyang muncul secara alamiah, oleh karna itu mata air bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung.
4.      Air sumur dangkal: air ini keluar dari dalam tanah, berasaal daari lapisan arir didalam tanah yang dangkal. Air sumur pompa ini belum begitu sehat karna terkontaminasi kotoran dari permukaan tanah oleh karna itu perlu direbus dahulu sebelum di minum.
5.      Air sumur dalam: air ini berasal dari lapisan dalamnya permukaan tanah biasanya 15m oleh karna itu sebagian air sumur dalam sudaah cukup sehat untuk dijadikan air minum langsung tanpa proses pengolahan

Pengolahan air minum secara sederhana:
1.      Pengolahan secara alamiah: pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan dari air yang diperoleh dari berbagai macam sumber seperti air danau, air kali, air sumur dll.
2.      Pengolahan air dengan mneyaring: penyaringan air dengan sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk, dan pasir. Kemudian penyaringan dengn teknologi tinggi dilakukan oleh PAM yang hasilnya dapat dikonsumsi oleh halayak umum.
3.      Pengolahan air dengan menambahkan zat kimia: zat kimia yang digunakan berupa 2 macam, yaitu zat kimia yang berrfungsi untuk kongulasi, dan akhirnya mempercepat pengendapan. Zat kimia yang kedua berfungsi untuk membunuh bibit penyakit yang ada di dalam air.
4.      Pengolahan air dengan mengalirkan udara: tjuan utamanya untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak eenak, menghilangkan gas-gas ang tidak diperlukan, misalnya co2 dan uga menaikkan derajat keasaman air.
5.      Pengolahan air dengan memanaskan sampai mendidih: tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat untuk konsumsi kecil.

Pembuangan kotoran manusia

Yang dimaksud kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari tubuh.