Pages

Sabtu, 18 Mei 2013

asuhan kebidanan


BAB 1
PENDAHULUAN


A.Latar Belakang
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2002/2003 menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia terus mengalami penurunan meski secara besaran Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi, walaupun di sisi lain sudah terjadi penurunan dari 307/100.000 kelahiran hidup pada

Dan pada tahun 2006 laporan BPS menyebutkan AKI menjadi 255/100.000 kelahiran dan pada tahun 2007 menjadi 228/100.000 kelahiran.
Penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan 60-70 %, pre eklamsi dan eklamsi 10-20%, Infeksi 10-20% (Manuaba, 2001).
Pre eklamsia dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan timbul atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas. Golongan penyakit ini ditandai dengan hipertensi dans erring disertai dengan proteinuria, edema, kejang, atau gejala-gejala yang lain. Penyakit ini cukup sering dijumpai dan masih merupakan salah satu penyebab kematian ibu. (Sastrowinanto, 2005 : 68)
Penyebab kematian ibu paling banyak disebabkan karena perdarahan 28%, pre eklamsia 13%, aborsi 11%, sepsis post partum 10% dan penyebab kematian tidak langsung lainnya. (http:id.wikipedia.2006.org/wiki./Indonesia)
Di Indonesia pre eklamsia masih merupakan sebab utama kematian ibu, dan sebab kematian perinatal. Oleh karena itu, diagnosis dini pre-eklamsia serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak, karena Angka Kematian Ibu berguna untuk menggambarkan status gizi dan kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, melahirkan dan masa nifas (Wiknjosastro, 2005: 281).
Menurut Hasil Survei Kesehatan Daerah (Jatim), Angka Kematian Ibu 2005 sebesar 262 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2006 sebesar 101 per 100.000 kelahiran hidup, dan menurut staf ahli menteri kesehatan Rahmi Utoro tahun 2007 sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2008 sebesar 390 / 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan menurut penyebabnya kematian ibu yang paling besar adalah perdarahan (28%), keracunan kehamilan atau eklamsi (kaki bengkak dan darah tinggi) sebanyak 24%, dan infeksi sebanyak 11% (Warrow, 2003).
Pre eklamsi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan timbul atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas. Golongan penyakit ini di tandai dengan hipertensi dan sering ditandai dengan proteinuria, edema, kejang, koma atau gejala-gejala lain. Penyakit ini sering dijumpai dan masih merupakan salah satu penyebab kematian ibu (Sastrowinanto, 2005:68).
Angka kejadian pre eklamsia di RSUD Tugurejo pada bulan Januari sampai dengan Desember 2009 adalah 66 orang.Dari kasus tersebut diantaranya hidup dan di nyatakan sembuh sebanyak 60 orang dan 2 orang pre eklamsia dinyatakan meninggal dunia. Kita sebagai seorang tenaga kesehatan khususnya seorang bidan seharusnya dapat mendeteksi lebih dini tanda dan gejala dari pre eklamsia berat sehingga dapat memberikan asuhan atau perawatan lebih dini sehingga dapat meminimalkan angka kejadian pre eklamsia berat.
Dilihat dari penyebab kematian ibu pre eklamsia merupakan salah satu kasus resiko tinggi, bidan sebagai tenaga kesehatan hendaknya memiliki kompetensi dalam penatalaksanaan ibu dengan pre eklamsia sesuai dengan kewenangan dan tercantum dalam Permenkes RI No.HK.02.02/MENKES/149/1/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan.Berdasarkan data di atas maka, penulis tertarik untuk mengambil tema Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil dengan Pre eklamsia Berat.

B. Perumusan masalah
Oleh karena itu dalam study kasus ini rumusan masalah yang penyusun ajukan adalah “Bagaimana Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Pre eklamsi Berat di RS xxx”.

C. Tujuan penulis
1. Tujuan umum
Penulis dapat mempelajari lebih jauh dan sekaligus melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan pre eklamsia berat dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan Hellen Varney.
2. Tujuan khusus
a. Melaksanakan pengkajian pada ibu hamil dengan Pre eklamsia berat.
b. Menginterpretasikan data berdasarkan diagnosa atau masalah kebidanan pada ibu hamil dengan pre eklamsia berat.
c. Mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial pada ibu hamil dengan pre eklamsia berat.
d. Menentukan tindakan segera pada ibu hamil dengan pre eklamsia berat.
e. Menentukan rencana tindakan pada ibu hamil dengan pre eklamsia berat.
f. Mengimplementasikan manajemen kebidanan pada ibu hamil dengan pre eklamsia berat.
g. Melakukan evaluasi manajemen kebidanan pada ibu hamil dengan pre eklamsia berat.

D. Metode Penulisan dan Teknik Pengumpulan Data
1.Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang menggambarkan keadaan secara obyektif.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam melakukan pengkajian yaitu :
a. Wawancara
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dimana penulis mengadakan tanya jawab secara langsung dengan klien serta keluarga.
b. Metode observasi dan pemeriksaan fisik
Dengan melakukan pengamatan secara langsung pada pasien serta pemeriksaan fisik dilakukan pada pasien mulai dari kepala sampai kaki dengan cara inspeksi, palpasi dan auskultasi.
c. Studi dokumentasi
Mengumpulkan data dari catatan medis pasien

E. Manfaat
1. Bagi instansi pelayanan kesehatan
Dapat digunakan sebagai tambahan referensi dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil sehingga dapat mengurangi dan mencegah terjadinya Pre eklamsia Berat pada Ibu Hamil.
2. Bagi institusi pendidikan kesehatan
Dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Pre eklamsia Berat yang selanjutnya.
3. Bagi masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat khusunya ibu hamil tentang pentingnya pola hidup sehat dan meningkatkan taraf kesehatan khususnya tentang kesehatan pada kehamilan.
4. Bagi penulis
Meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan dalam melakukan suhan kebidanan pada ibu hamil serta menambah wawasan dalam pembuatan laporan praktik.



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis
1. Teori kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan adalah suatu proses alami yang terjadi dalam rahim wanita, diawali dengan pertemuan sel telur dan sperma kemudian tubuh dan berkembang organ demi organ lengkap dengan segala fungsi masing-masing dan siap dilahirkan pada minggu ke-40 (Sholihah, 2008:50).
Kehamilan adalah hasil dari “kencan” sperma dan sel telur.Dalam prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh perjuangan. Dari sekitar 20-40 juta sperma yang dikeluarkan, hanya sedikit yang survive dan berhasil mencapai tempat sel telur (Maulana Mirza, 2008 : 126).

STUDI EMPIRIS
First time pregnant women's experiences in early pregnancy Pertama kali wanita hamil pengalaman di awal kehamilan
CARIN MODH Carin MODH , PhD Student, INGELA LUNDGREN, Associate Professor , PhD Student, INGELA Lundgren, Associate Professor , & INGEGERD BERGBOM, Professor , & INGEGERD BERGBOM, Profesor
Sahlgrenska Academy, Institute of Health and Care Sciences, University of Gothenburg, Gothenburg, SwedenSahlgrenska Akademi, Institut Ilmu Kesehatan dan Perawatan, University of Gothenburg, Gothenburg, Swedia
Abstract Abstrak
Background: There are few studies focusing on women's experiences of early pregnancy. Latar Belakang: Ada beberapa studi memfokuskan pada pengalaman perempuan dari awal kehamilan. Medical and psychological approaches have dominated the research. Pendekatan medis dan psikologis telah mendominasi penelitian. Taking women's experiences seriously during early pregnancy may prevent future suffering during childbirth. Mengambil pengalaman perempuan serius selama awal kehamilan dapat mencegah penderitaan pada masa mendatang saat melahirkan.
Aim: To describe and understand women's first time experiences of early pregnancy. Tujuan: Untuk menggambarkan dan memahami pengalaman pertama kali perempuan pada awal kehamilan.
Method: Qualitative study using a phenomenological hermeneutic approach. Metode: Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan hermeneutik fenomenologis. Data were collected via tape-recorded interviews in two antenatal care units in Sweden. Data dikumpulkan melalui wawancara direkam dalam dua unit perawatan antenatal di Swedia. Twelve first time pregnant women in week 10–14, aged between 17 and 37 years participated. Dua belas wanita pertama kali hamil di minggu 10-14, berusia antara 17 dan 37 tahun berpartisipasi.
Results: To be in early pregnancy means for the women a life opening both in terms of life affirming and suffering. Hasil: Untuk berada di awal kehamilan berarti bagi perempuan hidup pembuka baik dalam hal meneguhkan kehidupan dan penderitaan. The central themes are: living in the present and thinking ahead, being in a change of new perspectives and values and being in change to becoming a mother. Tema sentral: hidup di masa kini dan berpikir ke depan, berada dalam perubahan perspektif baru dan nilai-nilai dan berada dalam perubahan untuk menjadi seorang ibu.
Conclusions: The results have implications for the midwife's encounter with the women during pregnancy. Kesimpulan: Hasil ini memiliki implikasi untuk pertemuan bidan dengan perempuan selama kehamilan. Questions of more existential nature, instead of only focusing the physical aspects of the pregnancy, may lead to an improvement in health condition and a positive experience for the pregnant woman. Pertanyaan alam eksistensial yang lebih, bukan hanya memfokuskan aspek fisik dari kehamilan, dapat menyebabkan peningkatan kondisi kesehatan dan pengalaman positif bagi wanita hamil.
Kata kunci:kehamilan Dini, kebidanan dan kehamilan, perawatan maternitas, pengalaman kehamilan, hermeneutik fenomenologis
Introduction Pengenalan
Pengalaman perempuan secara keseluruhan selama persalinan adalah hasil penting dari tenaga kerja (Waldenstrom, 2003 ) dan dapat mempengaruhi mereka selama bertahun-tahun yang akan datang (Simkin, 1991 , 1992 ). Therefore, it is important to gain knowledge and understanding of women's experiences, in particular those arising contact with the health care system. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pengalaman perempuan, khususnya mereka yang kontak timbul dengan sistem perawatan kesehatan. However, studies focusing on women's experiences tend to address childbirth rather than pregnancy (Lundgren, 2002 ), and studies about pregnancy are more focused on late rather than early pregnancy (Coggins, 2002 ). Namun, penelitian berfokus pada pengalaman perempuan cenderung untuk mengatasi persalinan daripada kehamilan (Lundgren, 2002 ), dan studi tentang kehamilan lebih terfokus pada akhir bukan awal kehamilan (Coggins, 2002 ).
Most studies of pregnancy have a medical perspective as a result of the dominance of the obstetric concept of risk in maternity care and research. Sebagian besar dari studi kehamilan memiliki perspektif medis sebagai akibat dari dominasi konsep kebidanan risiko dalam perawatan bersalin dan penelitian. According to this perspective, pregnancy and childbirth are dangerous and can only be considered non-pathological in retrospect (Davis-Floyd, 1992 ; Mead, 2008 ). Menurut perspektif ini, kehamilan dan persalinan yang berbahaya dan hanya dapat dianggap non-patologis dalam retrospeksi (Davis-Floyd, 1992 ; Mead, 2008 ). According to Mead ( 2008 ), there should be a shift from approaching childbirth from the perspective of a catastrophe waiting to happen to the conviction that pregnancy and childbirth are normal until proven otherwise. Menurut Mead ( 2008 ), harus ada pergeseran dari mendekati melahirkan dari perspektif bencana menunggu untuk terjadi pada keyakinan bahwa kehamilan dan persalinan normal sampai terbukti sebaliknya.
Pregnancy may also be described as a crisis (Raphael-Leff, 1991 ) or from a psychological and psychoanalytical perspective (Bondas, 2000 ; Reid & Garcia, 1989 ). Kehamilan juga dapat digambarkan sebagai krisis (Raphael-Leff, 1991 ) atau dari perspektif psikologis dan psikoanalisis (Bondas, 2000 ; Reid & Garcia, 1989 ). According to these perspectives, pregnancy is a period of a mature crisis with significant potential for positive development (Eriksson, 1996 ). Menurut perspektif ini, kehamilan merupakan periode krisis dewasa dengan potensi yang signifikan untuk perkembangan positif (Eriksson, 1996 ). However, according to Bondas and Eriksson ( 2001 ), the classic crisis, role, and stress paradigms focusing on negative and pathological versus external societal perspectives might no longer provide a full understanding of the experiences of pregnant women in the Western world. Namun, menurut Bondas dan Eriksson ( 2001 ), krisis klasik, peran, dan paradigma stres berfokus pada perspektif sosial negatif dan patologis versus eksternal mungkin tidak lagi memberikan pemahaman penuh pengalaman perempuan hamil di dunia Barat. Consequently, existential questions seem to be neglected in maternity care organisations (Bondas & Eriksson, 2001 ). Akibatnya, pertanyaan-pertanyaan eksistensial tampaknya diabaikan dalam organisasi perawatan maternitas (Bondas & Eriksson, 2001 ). Hence, there is a lack of knowledge about pregnancy as the point of departure in the birthing woman's lifeworld (Bondas, 2000 ). Oleh karena itu, ada kurangnya pengetahuan tentang kehamilan sebagai titik keberangkatan pada wanita bersalin itu dunia kehidupan (Bondas, 2000 ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar