Pages

Sabtu, 18 Mei 2013

infertilitas


INFERTILITAS

A.      PENERTIAN INFERTILITAS
     Infertilitas adalah keadaan seorang wanita tidak dapat hamil secara alami dalam satu tahun setelah secara teratur melakukan aktifitas seksual tanpa alat kontrasepsi. Keadaan dimana pasangan suami isteri selama satu tahun belum memiliki anak walaupun keduanya melakukan hubungan intim secara rutin dan tidak menggunakan kontrasepsi .
Infertilitas dapat dibedakan menjadi 2 yakni infertilitas primeryaitu keadaan dimana seorang isteri belum pernah memiliki/melahirkan anak dalam keadaan hidup dan Infertilitas sekunderyaitu jika seorang isteri pernah melahirkan anak dan namun tidak mampu melahirkan lagi sementara masih dalam masa produktif/belum menopause.

B.       PENYEBAB INFERTILITAS PADA WANITA
1.      Faktor Vagina
Vaginismus (kejang otot vagina), Vaginitis (radang/infeksi vagina), dll
2.      Faktor uterus
Myoma (tumor otot rahim), Endometritis (radang sel. lendir rahim), Endometriosis (tumbuh sel.  ender rahim bukan pada tempatnya), Uterus bicornis, arcuatus, asherman’s syndrome, retrofleksi (kelainan bentuk dan posisi rahim), Prolap (pemburutan, penyembulan rahim ke bawah).
3.      Vaktor Cervix
Polip (tumor jinak), Stenosis (kekakuan mulut rahim), Non Hostile Mucus (kualitas lendir mulut rahim jelek), Anti Sperm Antibody (antibody terhadap sperma), dll.
4.      Faktor Tuba Falopii
Pembuntuan, penyempitan, perlengketan saluran telur (bias karena infeksi atau kelainan bawaan).
5.      Faktor Ovarium
Tumor, Cyste, Gangguan menstruasi (Amenorhoe, Oligomenorhoe dengan/tanpa ovulasi).Organ ini berinteraksi dengan pusat pengendali hormone di otak (Hypothalamus dan Hipofisis) dalam mengatur siklus menstruasi.
6.      Faktor Lain
Prolactinoma (tumor pada Hipofisis), Hiper/hypotroid (kelebihan/ kekurangan hormone tiroid), gangguan hormon pada poros hipothalamus-hipofisis-ovarium.
C. FAKTOR INFERTILITAS PADA WANITA
1. Liang senggama (vagina): 5%
2. mulut rahim. (serviks ): 5%
3. rahim sendiri: 5%
4. saluran telur(tuba falofi): 50-65%
5. indung telur :10-15%
6. peritonium (faktor lapisan dalam abdomen ) : 5%
            Kelainan hormon berupa
1.gangguan sistem hormonal wanita dan dapat disertai kelainan bawaan
2. gangguan pada pelepasan telur (ovulasi )
3. gangguan pada korpus luteum (defisiensi korpus luteum )

          D.FAKTOR INFERTILITAS PADA PRIA
A. Hipospadia ( muara saluran kemih  terletak dipermukaan buah zakar)
B.Ejakulasi retrogard ( ejakulasi dimana air mani masukkedalam kandung kemih)
C. terdapat variokel (pelebaran pembuluh balik tali mani)
D.buah zakar mengecil (atrofi)
E. buah zakar tidak turun
fActor fungsional pada pria:
1.       Kemampuan ereksi kurang
2.       Kelainan pada pembentukan  spermatozoa
3.       Gangguan pada sperma dan spermatozoa

C.      SINDROMA INFERTILITAS PADA WANITA
1.      Sindroma Defisiensi Ginjal
Kelainan bawaan, kelainan haid dengan siklus haid memanjang, daran haid sedikit, libido seksual menurun dan tubuh kurus.
2.      Sindroma Hati Tertekan
Siklus haid tidak teratur, gejala premenstrual sindrom seperti bengkak pada payudara, emosi labil maupun mudah tersinggung.
3.      Sindroma defisiansi darah
Fisik lemah, anemi, penyakit kronis, sakit berat, menyebabkan tubuh kekurangan darah sehingga tidak terjadi haid.
4.      Sindroma Reak Lembab
Timbunan reak lembab atau lendir, kegemukan dan siklus haid memanjang
5.      Sindroma Stagnasi Darah
siklus haid memanjang, jumlah darah haid sedikit, berwarna gelap disertai gumpalan, dismenore.
PEMERIKSAAN INFERTILITAS PADA PASANGAN ( SUAMI ISTRI )
1.       ANAMNESE
Pada pengumpulan data dengan anamnese ( tanya jawab ) akan diketahui tentang keharmonisan hubungan keluarga, lamanya kawin, hubungan sexsual yang dilakukan, tingkat kepuasan yang dicapai pada saat teknik hubungan sexsual
2.       PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik meliputi: pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu tubuh, dan pernapasan dan juga dilakukan foto torak(paru-paru)pada kedua pasangan
3.       PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Dilakukan pemeriksaan dalam secara rutin (darah,urin,dan fungsi hepar,ginjal,gula darah)
Pemeriksaan laboratorium khusus terhadap suami meliputi : pemeriksaan dan analisis sperma
Untuk pemeriksaan tersebut ada syaratnya :
·         Tidak boleh berhubungan sexs selama 3-5 hari
·         Sperma ditampung dalam gelas
·         Modifikasi dalam bersenggama memakai kondom yang telah dicucu bersih
·         Bahan ditampung harus mencapai laboratorium dalam waktu ½ - 1 jam
·         Pemeriksaan setelah ejakulasi dalam waktu 2 jam
4.       PEMERIKSAAN DALAM
Dapat memberikan gambaran tentang alat kelamin wanita secara umum yaitu tentang liang senggama , kelainan mulut rahim , kelainan tuba falofi dan ovarium secara garis besar tumor terdapat pada indung telur.
5.       PEMERIKSAAN OVULASI
1.Dilakukan pengukuran suhu basal badan. Progesteron dikeluarkan ol;eh korfus lateum dapat meningkatkan suhu basal badan, yang diukur setelah membuka mata. Dengan terjadinya ovulasi dimanfaatkan untuk melakukan hubungan sexs dengan kemungkinan hamil yang lebih besar. Terdapat nyeri pada pertengahan siklus menstruasi karena ovulasi disebut mitle schment.

2. Uji lendir seviks dan sitologi vagina
dilakukan untuk mempelajari pengaruh hormon estrogen dan progesteron pada lendir serviks dan sel vagina. Lendir serviks menjelang ovulasi , menjadi lebih jernih, daya membenang bertambah, sehinggamemberikan kesempatan spermatozoa untuik dapat menyerbu masuk kerahim.
4.       biopsi lapisan dalam rahim (endometrium)
seperti diketahui bahwa estrogen menyebabkan lapisan dalam rahim dalam bentuk poliferasi sedangkan  setelah ovulasi dikeluarkan eStrogen dan progesteron terjadi sekresi. Danselanjutnyaà  KONSEPSIà NIDASI-à .Biopsi diambil dari hari pertama menstruasi, yang akan memberikan kemungkinan menjadi hamil.
5.       PEMERIKSAAN TERHADAP SALURAN TELUR
1.       PARTUBASIà pemeriksaan dengan memasukkan gas co2 kedalam mulutrahim, dan selnjutnya ke tuba. Melalui alat ukur tertentu dapat diperkirakan  keberadan saluran tuba tanpa tersumbat, tersumbat sebagian atau tersumbat seluruh nya.
2.       HIDROTUBAS-àdengan memasukan cairan kombinasi antibiotika .prepat kontisan dan aqua stril dalam jumlah sekitar 25-20 cc melalui mulut rahim, menuju rahim, dan selanjutnya tuba falopi
3.       HOSTEROSALPINGOGAGRFIà dengan memasukkan bahan kontrasepsi kedalam mulut rahim dan selanjutnya kesaluran dituba dikuti foto rongsen.

6.       PEMERIKSAAN KHUSUS
1.HISTEROSKOPI : dengan memasukan alat optik kedalam rahim  untuk mendapatkan keterangan tentang saluran telur dalam rahim (NORMAL,ADEMA,TERSUMBAT OLEH KELAINAN DALAM RAHIM)
2.LAPARASKOPI: dengan memasukkan alat optik kedalam ruang abdomen untuk mendapatkan keterangan tentang indungg telur (terjadi penyempitan )
3.USG : untuk mendapatkan gambaran  yang lebih jelas situasi anatomi alat kelamin bagian dalam , mengikuti kembang folikel-folikel graf yg matang , pengambilan ovum dan bayi tabung.
4. UJI PASCA-SENGGAMA : untuk mengetahui kemampuan tembus spermatozoa menyerbu lendir serviks. Caranya setelah 2 jam  melakukan hubungan seksual  dirumah, datang kerumah sakit untuk pemeriksaan . selamam masa ovulasi hari ke-12 ,13,14. Dengan perhitungan hari pertama.
5.hormonal-à pemeriksaan hormonal untuk mengettahui keterangan ten tang sebab intertilitas dapat dilakukan dengan mengetahui keterangan tentang hipotalamus dengan hipofise dan ovarial aksis. (Hormon yg di periksa  fsh (folice stimulatin hormon), LH(lutrinisaenitasi), estrogen dan progesteron , prolaktin)

                                                                                                                              
PENATALAKSANAAN PASANGAN INFERTILITAS  ( KEMANDULAN)
Seperti dikemukakan bahwa suami sebaiknya diperiksa terlebih terlebih dahulu  dan dinyatakan sehat rohani dan jasmani, oleh karena itu kehamilan hanya mungkin terjadi bila suami benar sehat dan kemampuan menunaikan tugas dengan baik. Bukankah penyebab pada suami sekitar 40% dan istri 60%.
Pada wanita dikemukakan beberapa sebab infertilitas idiopatik artinya semuanya baik ,tetapi pasangan tersebut belum juga dapat hamil . faktor yg masih diperkirakan adalah karena faktor elergi  yg menyebabkan ketidak nyamanan pasangan menjadi hamil karena dikejar makin tua umumnya. Faktor lain adalah faktor hormonal sebagai penyebab infertilitas adalah  gangguan menyebabkan kurang  memiliki menerima nidasi, definisi fase lukeal, hormon prolaktin yang
terlalu tinggi sehingga menghalangi proses ovulasi. Sedangkan kelainan faktor tuba yang ter-
banyak adalah karena terjadi kebuntuan tuba dan terjadi keadaan ( abnormal )seperti
hidrosalping , fitnosis ujung tuba , dan tuba terlalu panjang . Dapat dikatakan bahwa sebagian besar faktor tuba di sebabkan oleh infeksi menahan yang menyebabkan kerusakan tuba dan fungsinya sangat menurun.                                                                                                                                                            
             Setelah mengetahui faktor penyebab pasangan infertilitas pada pihak wanita perkiraan pengobatan berdasarkan penyebabnya .

2.     PMS ( PENYAKIT MENULAR SEKSUAL )
              PMS merupakan salah satu infeksi saluran reproduksi ( ISR ) yang cara penularannya adalah melalui hubungan kelamin tetapi juga di tularkan melalui tranfusi darah atau kontak langsung dengan cairan darah atau produk darah , dan dari ibu ke anak selama kehamilan pada persalinan atau sesudah bayi lahir . PMS dapat disebabkan oleh bakteri , jamur , virus , dan parasit.


          PENYAKIT MENULAR SEKSUAL ( PMS )YANG BANYAK DITEMUKAN DI INDONESIA
     Di indonesia , PMS yang banyak ditemukan pada saat ini adalah :
1.       Go ( Genore atau kencing nanah )
      Pada laki-laki dan perempuan sering kali menyebabkan kemandulan pada perempuan , GO dapat diturunkan pada bayi baru lahir berupa infeksi pada mata yang dapat berakibat kebutaan.
2.       Sifilis ( raja singa )  
    Pada wanita hamil , penyakit ini dapat di tularkan pada bayi yang dikandungnya seperti keterbelakangan mental , kelainan bawaan / kulit , hati dan limfa.
3.       Klamida
    Pada wanita dapat menyebabkan saluran telur cacat , kemandulan , radang saluran
Kencing , robeknya selaput ketuban yang menyebabkan kelahiran bayi sebelum waktu ( prematur)
Pada laki-laki dapat menyebabkan rusaknya saluran mani yang berakibat pada kemandulan serta radang saluran kencing . pada bayi dapat menyebabkan pengalat mata dan saluran pernapasan
4.       Herpes genitalis
    Pada perempuan seringkali menjadi kanker mulut rahim dalam beberapa tahun kemudian .
5.       Trikomotiasis vaginalis
    Pada perempuan dapat menyebabkan infeksi-infeksi pada saluran tuba falofi yang berakibat pada penyempitan saluran telur
6.       Kandidiasis vaginalis
   Menimbulkan keputihan yang disertai rasa gatal dan panas
7.       Kutil kelamin
Pada perempuan dapat mengakibatkan kangker kulit sekitar kelamin , sedangkan pada laki-laki gejalanya tidak terlihat sehingga mereka sering kali tidak menyadari
   Faktor – Faktor Yang Berpengaruh  :
* Faktor dasar : adanya penularan penyakit , berganti – ganti pasangan seksual .
* faktor medis : 1) Gejala klinis /pada wanita dan homoseksual asimatomatis
                                2) pengobatan modren
                       3) pengobatan yang murah , mudah, cepat dan efektif , sehingga ritensi tinggi, dan bila                     disalahgunakan akan meningkatkan resiko penyebaran infeksi .
                   4) kontraksi modren
                          Intra Uterine Devise (IUD ) dan pil keluarga Berencana hanya bermanfaat bagi pencegahan kehamilannya saja , berbeda dengan kondom yang juga dapat digunakan sebagai alat untuk pencegah penularan infeksi PMS
* Faktor sosial : - mobilitas penduduk
                              - Prostitusi ( pelacuran )
                                  - waktu yang santai
                                 - Kebebasan individu
Penyebab infertilitas sangat banyak sekali dan beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Penyakit radang panggul
Penyakit radang panggul yang disebabkan infeksi beberapa kuman patogen sudah dilaporkan menjadi salah satu penyebab utama infertilitas. Kuman patogen yang seringkali menjadi penyebab infertilitas adalah:
  • Klamidia trakomatis
  • Neseria gonore
  • Bakterial vaginosis
  • Tuberkulosis
Gejala penyakit radang panggul tidak selalu tampil dalam bentuk akut, namun seringkali hanya tampil dalam bentuk infeksi subklinik yaitu hanya dalam bentuk nyeri panggul yang ringan saja yang disertai dengan keputihan yang tidak terlampau banyak.Infeksi kuman patogen ini dapat menyebabkan kerusakan terutama pada tuba fallopii sehingga menimbulkan infertilitas.
Disamping disebabkan oleh bakteri, maka keputihan di vagina dapat disebabkan oleh jamur kandida.
  1. Endometriosis
Endometriosis memiliki kaitan erat dengan kejadian infertilitas.Kurang lebih 30-50% wanita dengan endometriosis adalah infertilitas dan hampir 80% wanita dengan infertilitas ternyata menderita endometriosis.Disamping terkait dengan infertilitas, endometriosis juga terkait erat dengan nyeri panggul, nyeri haid dan nyeri sanggama.Endometriosis dapat tampil dalam bentuk kista endometriosis pada ovarium atau susukan endometriosis dalam rongga peritoneum yang seringkali disertai dengan perlekatan hebat didaerah rongga panggul.
Kaitan langsung endometriosis dengan infertilitas dapat terjadi jika susukan endometriosis atau kista endometriosis mendesak tuba fallopii sehingga menghambat bertemunya sperma dan ovum.Susukan endometriosis juga dapat tumbuh di ovarium sehingga menghambat terjadinya ovulasi.Endometriosis stadium berat juga dapat menimbulkan perlekatan berat di rongga panggul sehingga menyebabkan distorsi dari tuba fallopii.
Teori penyebab terjadinya endometriosis sangat banyak sekali, namun secara garis besar dapat disebabkan oleh kerusakan pada faktor genetik, faktor endokrin, faktor imunitas dan faktor mekanik.Saat ini diketahui pula bahwa zat polutan seperti dioxin dapat pula menjadi penyebab terjadinya endometriosis.
  1. Sindrom Ovarium Polikistik
Sindrom ovarium polikistik (SOPK) merupakan suatu kondisi pada wanita yang ditandai dengan oligo-ovulasi/an-ovulasi, gambaran polikistik pada ovarium, yang dapat disertai dengan adanya baik gejala klinik maupun laboratorik dari hiperandrogenism. Akibat adanya oligo-ovulasi/an-ovulasi maka kadar progesteron pada pasien ini akan selalu rendah dan pasien seringkali datang dengan keluhan sering tidak mendapat haid. Kadar androgen yang relatif tinggi didalam sirkulasi darah dapat menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan seperti obesitas, banyak jerawat, tumbuh banyak bulu/rambut, suara berat dan klitoris yang membesar.
SOPK juga memiliki kaitan erat dengan resistensi insulin dan diabetes melitus.
  1. Menopause prekoks atau kegagalan ovarium dini
Menopause prekoks atau menopause dini dapat terjadi ketika fungsi ovarium menurun atau berkurang ketika wanita berusia kurang daripada 40 tahun.Pada kasus kegagalan ovarium dini, kemungkinan bagi wanita untuk hamil spontan hanya terjadi sebesar 5-10% saja.Kegagalan ovarium dini dapat terjadi akibat radiasi, kemoterapi, kelainan genetik, penyakit autoimun, kelainan kromosom dan sebagainya.
  1. Myoma uteri
Myoma uteri merupakan tumor jinak yang tumbuh di miometrium. Myoma uteri dapat menyebabkan infertilitas jika terletak pada tempat-tempat tertentu yang sangat penting bagi sebuah proses kehamilan seperti mengganggu lapisan endometrium yang penting untuk implantasi embrio, menyumbat saluran tuba fallopii, merubah bentuk uterus menjadi tidak normal, mempengaruhi letak serviks sehingga menghambat masuknya sperma kedalam uterus.
  1. Hiperprolaktinemia
Pada kondisi normal, prolaktin yang dihasilkan kelenjar hipofisis diperlukan untuk membantu proses pertumbuhan kelenjar payudara dan sekaligus berperan penting pada produksi air susu ibu (ASI). Pada kondisi tertentu misalkan terdapat tumor tumbuh di kelenjar hipofisis (prolaktinoma), maka prolaktin akan diproduksi berlebihan sehingga menimbulkan penekanan terhadap sekresi gonadotropin sehingga terjadi gangguan proses ovulasi. Disamping itu, suatu kondisi hipotiroidism atau penggunaan obat kontrasepsi oral atau obat antipsikotik, dapat menyebabkan peningkatan sekresi prolaktin. Jika seorang wanita mengeluarkan ASI dari payudara tanpa ada kaitannya dengan kondisi menyusui (galaktore), maka perlu difikirkan adanya peningkatan kadar prolaktin di dalam darah.
  1. Faktor lain
Terdapat pula faktor lain yang terkadang dapat menjadi penyebab infertilitas.
Faktor tersebut adalah:
  • Kelainan tiroid. Produksi hormon tiroid yang berlebihan atau kekurangan, dapat menjadi penyebab gangguan siklus haid yang dapat menibulkan infertiltas kemudian.
  • Epilepsi. Penggunaan obat antiepilesi selama kehamilan dapat menyebabkan timbulnya kelainan kongenital bayi.
  • Infeksi usus/rongga abdomen. Infeksi usus seperti apendisitis, kolitis atau peritonitis dapat menjadi penyebab infertiltas pada wanita.
  • Penggunaan obat. Penggunaan obat tertentu seperti antidepresan, hormon, kortikosteroid, penghilang nyeri dan obat anti-psikotik dapat menyebabkan terjadinya infertiltas pada wanita.
  • Kehamilan ektopik. Jika terdapat kehamilan ektopik maka kondisi ini akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infertilitas, terlebih lagi jika tatalaksana kehamilan ektopik dilakukan secara tidak hati-hati atau terlambat dilakukan sesuatu.
Tahapan diagnostik yang dilakukan pada tatalaksana infertilitas wanita.
  1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Langkah pertama dari tatalaksana infertilitas wanita adalah melakukan anamnesis yang baik dalam rangka menggali informasi yang terkait dengan dengan infertilitas, seperti riwayat penyakit yang pernah diderita, gaya hidup (merokok, alkohol atau kopi), riwayat haid, riwayat kehamilan sebelumnya, riwayat abortus yang sebelumnya, obat apa saja yang sedang/pernah diminum, riwayat penggunaan kontrasepsi dan sebagainya. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik yang meliputi faktor-faktor sebagai berikut: faktor vagina, faktor serviks, faktor uterus, faktor endometrium, faktor tuba, faktor ovarium, faktor peritoneum, faktor imunologi dan faktor endokrinologi.
  1. Penentuan adanya ovulasi
Untuk menentukan adanya ovulasi, diperlukan suatu penilaian terhadap:
  • kadar progesteron pada fase mid-luteal sebuah siklus haid
  • pola suhu basal badan dalam kurun satu bulan
  • kadar LH di urin wanita
  • pengukuran diameter folikel ovarium pada fase pra-ovulasi dengan menggunakan ultrasonografi (USG) transvaginal.
  1. Pemeriksaan hormon reproduksi dan hormon lain
Pemeriksaan kadar hormon reproduksi memang diperlukan untuk mengetahui kelainan yang terkait dengan infertilitas. Untuk penentuan kadar follicle stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH), prolaktin dan 17β-estradiol dalam plasma, dilakukan pengambilan percontoh darah pada hari 3-5 dalam satu siklus haid, sedang untuk mengetahui kadar progesteron pada fase lutela madya dilakukan pengambilan percontoh darah pada hari ke 21 atau ke 22 dalam satu siklus 28-30 hari. Disamping itu jika diperlukan maka dapat pula pemeriksaan ditambahkan untuk hormon testosteron atau DHEA/DHEAS atau kortisol atau TSH, T3 bebas, T4 bebas, dan sebagainya.
Beberapa contoh kelainan yang dapat diperkirakan berdasarkan pemeriksaan hormon reproduksi antara lain adalah:
  • Jika dijumpai kadar FSH dan LH yang tinggi disertai kadar estradiol yang rendah maka kemungkinan terdapat menopause prekoks pada pasien ini.
  • Jika dijumpai kadar LH yang lebih tinggi daripada FSH maka kemungkinan pasien ini menderita sindrom ovarium polikistik.
  1. Jika diperkirakan telah terjadi insufisiensi fungsi ovarium maka dapat dilakukan uji klomifen (clomiphene challenge test/CCT), yaitu dengan cara memberikan klomifen sitrat pada hari ke 5-9 siklus haid, yang dilanjutkan dengan pemeriksaan kadar FSH pada hari ke 10 siklus haid. Kadar FSH yang tinggi pada hari ke 3 atau ke 10 siklus haid menunjukkan kemungkinan telah terdapat insufisiensi dari ovarium.
  2. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) dan histerosalpingografi (HSG).
Pemeriksaan USG yang dilakukan terutama pada fase pra-ovulasi, dapat bermanfaat untuk mengetahui adanya kelainan uterus (misal: mioma, adenomiosis, uteus arkuatus, polip.

MASALAH-MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI YANG SERING TERJADI PADA SIKLUS REPRODUKSI PEREMPUAN
BAB I
INFERTILITAS

A.      PENERTIAN INFERTILITAS
     Infertilitas adalah keadaan seorang wanita tidak dapat hamil secara alami dalam satu tahun setelah secara teratur melakukan aktifitas seksual tanpa alat kontrasepsi. Keadaan dimana pasangan suami isteri selama satu tahun belum memiliki anak walaupun keduanya melakukan hubungan intim secara rutin dan tidak menggunakan kontrasepsi .
Infertilitas dapat dibedakan menjadi 2 yakni infertilitas primeryaitu keadaan dimana seorang isteri belum pernah memiliki/melahirkan anak dalam keadaan hidup dan Infertilitas sekunderyaitu jika seorang isteri pernah melahirkan anak dan namun tidak mampu melahirkan lagi sementara masih dalam masa produktif/belum menopause.

B.       PENYEBAB INFERTILITAS PADA WANITA
1.      Faktor Vagina
Vaginismus (kejang otot vagina), Vaginitis (radang/infeksi vagina), dll
2.      Faktor uterus
Myoma (tumor otot rahim), Endometritis (radang sel. lendir rahim), Endometriosis (tumbuh sel.  ender rahim bukan pada tempatnya), Uterus bicornis, arcuatus, asherman’s syndrome, retrofleksi (kelainan bentuk dan posisi rahim), Prolap (pemburutan, penyembulan rahim ke bawah).
3.      Vaktor Cervix
Polip (tumor jinak), Stenosis (kekakuan mulut rahim), Non Hostile Mucus (kualitas lendir mulut rahim jelek), Anti Sperm Antibody (antibody terhadap sperma), dll.
4.      Faktor Tuba Falopii
Pembuntuan, penyempitan, perlengketan saluran telur (bias karena infeksi atau kelainan bawaan).
5.      Faktor Ovarium
Tumor, Cyste, Gangguan menstruasi (Amenorhoe, Oligomenorhoe dengan/tanpa ovulasi).Organ ini berinteraksi dengan pusat pengendali hormone di otak (Hypothalamus dan Hipofisis) dalam mengatur siklus menstruasi.
6.      Faktor Lain
Prolactinoma (tumor pada Hipofisis), Hiper/hypotroid (kelebihan/ kekurangan hormone tiroid), gangguan hormon pada poros hipothalamus-hipofisis-ovarium.
C. FAKTOR INFERTILITAS PADA WANITA
1. Liang senggama (vagina): 5%
2. mulut rahim. (serviks ): 5%
3. rahim sendiri: 5%
4. saluran telur(tuba falofi): 50-65%
5. indung telur :10-15%
6. peritonium (faktor lapisan dalam abdomen ) : 5%
            Kelainan hormon berupa
1.gangguan sistem hormonal wanita dan dapat disertai kelainan bawaan
2. gangguan pada pelepasan telur (ovulasi )
3. gangguan pada korpus luteum (defisiensi korpus luteum )

          D.FAKTOR INFERTILITAS PADA PRIA
A. Hipospadia ( muara saluran kemih  terletak dipermukaan buah zakar)
B.Ejakulasi retrogard ( ejakulasi dimana air mani masukkedalam kandung kemih)
C. terdapat variokel (pelebaran pembuluh balik tali mani)
D.buah zakar mengecil (atrofi)
E. buah zakar tidak turun
fActor fungsional pada pria:
7.       Kemampuan ereksi kurang
8.       Kelainan pada pembentukan  spermatozoa
9.       Gangguan pada sperma dan spermatozoa

C.      SINDROMA INFERTILITAS PADA WANITA
1.      Sindroma Defisiensi Ginjal
Kelainan bawaan, kelainan haid dengan siklus haid memanjang, daran haid sedikit, libido seksual menurun dan tubuh kurus.
2.      Sindroma Hati Tertekan
Siklus haid tidak teratur, gejala premenstrual sindrom seperti bengkak pada payudara, emosi labil maupun mudah tersinggung.
3.      Sindroma defisiansi darah
Fisik lemah, anemi, penyakit kronis, sakit berat, menyebabkan tubuh kekurangan darah sehingga tidak terjadi haid.
4.      Sindroma Reak Lembab
Timbunan reak lembab atau lendir, kegemukan dan siklus haid memanjang
5.      Sindroma Stagnasi Darah
siklus haid memanjang, jumlah darah haid sedikit, berwarna gelap disertai gumpalan, dismenore.
PEMERIKSAAN INFERTILITAS PADA PASANGAN ( SUAMI ISTRI )
6.       ANAMNESE
Pada pengumpulan data dengan anamnese ( tanya jawab ) akan diketahui tentang keharmonisan hubungan keluarga, lamanya kawin, hubungan sexsual yang dilakukan, tingkat kepuasan yang dicapai pada saat teknik hubungan sexsual
7.       PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik meliputi: pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu tubuh, dan pernapasan dan juga dilakukan foto torak(paru-paru)pada kedua pasangan
8.       PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Dilakukan pemeriksaan dalam secara rutin (darah,urin,dan fungsi hepar,ginjal,gula darah)
Pemeriksaan laboratorium khusus terhadap suami meliputi : pemeriksaan dan analisis sperma
Untuk pemeriksaan tersebut ada syaratnya :
·         Tidak boleh berhubungan sexs selama 3-5 hari
·         Sperma ditampung dalam gelas
·         Modifikasi dalam bersenggama memakai kondom yang telah dicucu bersih
·         Bahan ditampung harus mencapai laboratorium dalam waktu ½ - 1 jam
·         Pemeriksaan setelah ejakulasi dalam waktu 2 jam
9.       PEMERIKSAAN DALAM
Dapat memberikan gambaran tentang alat kelamin wanita secara umum yaitu tentang liang senggama , kelainan mulut rahim , kelainan tuba falofi dan ovarium secara garis besar tumor terdapat pada indung telur.
10.   PEMERIKSAAN OVULASI
1.Dilakukan pengukuran suhu basal badan. Progesteron dikeluarkan ol;eh korfus lateum dapat meningkatkan suhu basal badan, yang diukur setelah membuka mata. Dengan terjadinya ovulasi dimanfaatkan untuk melakukan hubungan sexs dengan kemungkinan hamil yang lebih besar. Terdapat nyeri pada pertengahan siklus menstruasi karena ovulasi disebut mitle schment.

2. Uji lendir seviks dan sitologi vagina
dilakukan untuk mempelajari pengaruh hormon estrogen dan progesteron pada lendir serviks dan sel vagina. Lendir serviks menjelang ovulasi , menjadi lebih jernih, daya membenang bertambah, sehinggamemberikan kesempatan spermatozoa untuik dapat menyerbu masuk kerahim.
10.   biopsi lapisan dalam rahim (endometrium)
seperti diketahui bahwa estrogen menyebabkan lapisan dalam rahim dalam bentuk poliferasi sedangkan  setelah ovulasi dikeluarkan eStrogen dan progesteron terjadi sekresi. Danselanjutnyaà  KONSEPSIà NIDASI-à .Biopsi diambil dari hari pertama menstruasi, yang akan memberikan kemungkinan menjadi hamil.
11.   PEMERIKSAAN TERHADAP SALURAN TELUR
4.       PARTUBASIà pemeriksaan dengan memasukkan gas co2 kedalam mulutrahim, dan selnjutnya ke tuba. Melalui alat ukur tertentu dapat diperkirakan  keberadan saluran tuba tanpa tersumbat, tersumbat sebagian atau tersumbat seluruh nya.
5.       HIDROTUBAS-àdengan memasukan cairan kombinasi antibiotika .prepat kontisan dan aqua stril dalam jumlah sekitar 25-20 cc melalui mulut rahim, menuju rahim, dan selanjutnya tuba falopi
6.       HOSTEROSALPINGOGAGRFIà dengan memasukkan bahan kontrasepsi kedalam mulut rahim dan selanjutnya kesaluran dituba dikuti foto rongsen.

12.   PEMERIKSAAN KHUSUS
1.HISTEROSKOPI : dengan memasukan alat optik kedalam rahim  untuk mendapatkan keterangan tentang saluran telur dalam rahim (NORMAL,ADEMA,TERSUMBAT OLEH KELAINAN DALAM RAHIM)
2.LAPARASKOPI: dengan memasukkan alat optik kedalam ruang abdomen untuk mendapatkan keterangan tentang indungg telur (terjadi penyempitan )
3.USG : untuk mendapatkan gambaran  yang lebih jelas situasi anatomi alat kelamin bagian dalam , mengikuti kembang folikel-folikel graf yg matang , pengambilan ovum dan bayi tabung.
4. UJI PASCA-SENGGAMA : untuk mengetahui kemampuan tembus spermatozoa menyerbu lendir serviks. Caranya setelah 2 jam  melakukan hubungan seksual  dirumah, datang kerumah sakit untuk pemeriksaan . selamam masa ovulasi hari ke-12 ,13,14. Dengan perhitungan hari pertama.
5.hormonal-à pemeriksaan hormonal untuk mengettahui keterangan ten tang sebab intertilitas dapat dilakukan dengan mengetahui keterangan tentang hipotalamus dengan hipofise dan ovarial aksis. (Hormon yg di periksa  fsh (folice stimulatin hormon), LH(lutrinisaenitasi), estrogen dan progesteron , prolaktin)

                                                                                                                              
PENATALAKSANAAN PASANGAN INFERTILITAS  ( KEMANDULAN)
Seperti dikemukakan bahwa suami sebaiknya diperiksa terlebih terlebih dahulu  dan dinyatakan sehat rohani dan jasmani, oleh karena itu kehamilan hanya mungkin terjadi bila suami benar sehat dan kemampuan menunaikan tugas dengan baik. Bukankah penyebab pada suami sekitar 40% dan istri 60%.
Pada wanita dikemukakan beberapa sebab infertilitas idiopatik artinya semuanya baik ,tetapi pasangan tersebut belum juga dapat hamil . faktor yg masih diperkirakan adalah karena faktor elergi  yg menyebabkan ketidak nyamanan pasangan menjadi hamil karena dikejar makin tua umumnya. Faktor lain adalah faktor hormonal sebagai penyebab infertilitas adalah  gangguan menyebabkan kurang  memiliki menerima nidasi, definisi fase lukeal, hormon prolaktin yang
terlalu tinggi sehingga menghalangi proses ovulasi. Sedangkan kelainan faktor tuba yang ter-
banyak adalah karena terjadi kebuntuan tuba dan terjadi keadaan ( abnormal )seperti
hidrosalping , fitnosis ujung tuba , dan tuba terlalu panjang . Dapat dikatakan bahwa sebagian besar faktor tuba di sebabkan oleh infeksi menahan yang menyebabkan kerusakan tuba dan fungsinya sangat menurun.                                                                                                                                                            
             Setelah mengetahui faktor penyebab pasangan infertilitas pada pihak wanita perkiraan pengobatan berdasarkan penyebabnya .

2.     PMS ( PENYAKIT MENULAR SEKSUAL )
              PMS merupakan salah satu infeksi saluran reproduksi ( ISR ) yang cara penularannya adalah melalui hubungan kelamin tetapi juga di tularkan melalui tranfusi darah atau kontak langsung dengan cairan darah atau produk darah , dan dari ibu ke anak selama kehamilan pada persalinan atau sesudah bayi lahir . PMS dapat disebabkan oleh bakteri , jamur , virus , dan parasit.


          PENYAKIT MENULAR SEKSUAL ( PMS )YANG BANYAK DITEMUKAN DI INDONESIA
     Di indonesia , PMS yang banyak ditemukan pada saat ini adalah :
8.       Go ( Genore atau kencing nanah )
      Pada laki-laki dan perempuan sering kali menyebabkan kemandulan pada perempuan , GO dapat diturunkan pada bayi baru lahir berupa infeksi pada mata yang dapat berakibat kebutaan.
9.       Sifilis ( raja singa )  
    Pada wanita hamil , penyakit ini dapat di tularkan pada bayi yang dikandungnya seperti keterbelakangan mental , kelainan bawaan / kulit , hati dan limfa.
10.   Klamida
    Pada wanita dapat menyebabkan saluran telur cacat , kemandulan , radang saluran
Kencing , robeknya selaput ketuban yang menyebabkan kelahiran bayi sebelum waktu ( prematur)
Pada laki-laki dapat menyebabkan rusaknya saluran mani yang berakibat pada kemandulan serta radang saluran kencing . pada bayi dapat menyebabkan pengalat mata dan saluran pernapasan
11.   Herpes genitalis
    Pada perempuan seringkali menjadi kanker mulut rahim dalam beberapa tahun kemudian .
12.   Trikomotiasis vaginalis
    Pada perempuan dapat menyebabkan infeksi-infeksi pada saluran tuba falofi yang berakibat pada penyempitan saluran telur
13.   Kandidiasis vaginalis
   Menimbulkan keputihan yang disertai rasa gatal dan panas
14.   Kutil kelamin
Pada perempuan dapat mengakibatkan kangker kulit sekitar kelamin , sedangkan pada laki-laki gejalanya tidak terlihat sehingga mereka sering kali tidak menyadari
   Faktor – Faktor Yang Berpengaruh  :
* Faktor dasar : adanya penularan penyakit , berganti – ganti pasangan seksual .
* faktor medis : 1) Gejala klinis /pada wanita dan homoseksual asimatomatis
                                2) pengobatan modren
                       3) pengobatan yang murah , mudah, cepat dan efektif , sehingga ritensi tinggi, dan bila                     disalahgunakan akan meningkatkan resiko penyebaran infeksi .
                   4) kontraksi modren
                          Intra Uterine Devise (IUD ) dan pil keluarga Berencana hanya bermanfaat bagi pencegahan kehamilannya saja , berbeda dengan kondom yang juga dapat digunakan sebagai alat untuk pencegah penularan infeksi PMS
* Faktor sosial : - mobilitas penduduk
                              - Prostitusi ( pelacuran )
                                  - waktu yang santai
                                 - Kebebasan individu
Penyebab infertilitas sangat banyak sekali dan beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Penyakit radang panggul
Penyakit radang panggul yang disebabkan infeksi beberapa kuman patogen sudah dilaporkan menjadi salah satu penyebab utama infertilitas. Kuman patogen yang seringkali menjadi penyebab infertilitas adalah:
  • Klamidia trakomatis
  • Neseria gonore
  • Bakterial vaginosis
  • Tuberkulosis
Gejala penyakit radang panggul tidak selalu tampil dalam bentuk akut, namun seringkali hanya tampil dalam bentuk infeksi subklinik yaitu hanya dalam bentuk nyeri panggul yang ringan saja yang disertai dengan keputihan yang tidak terlampau banyak.Infeksi kuman patogen ini dapat menyebabkan kerusakan terutama pada tuba fallopii sehingga menimbulkan infertilitas.
Disamping disebabkan oleh bakteri, maka keputihan di vagina dapat disebabkan oleh jamur kandida.
  1. Endometriosis
Endometriosis memiliki kaitan erat dengan kejadian infertilitas.Kurang lebih 30-50% wanita dengan endometriosis adalah infertilitas dan hampir 80% wanita dengan infertilitas ternyata menderita endometriosis.Disamping terkait dengan infertilitas, endometriosis juga terkait erat dengan nyeri panggul, nyeri haid dan nyeri sanggama.Endometriosis dapat tampil dalam bentuk kista endometriosis pada ovarium atau susukan endometriosis dalam rongga peritoneum yang seringkali disertai dengan perlekatan hebat didaerah rongga panggul.
Kaitan langsung endometriosis dengan infertilitas dapat terjadi jika susukan endometriosis atau kista endometriosis mendesak tuba fallopii sehingga menghambat bertemunya sperma dan ovum.Susukan endometriosis juga dapat tumbuh di ovarium sehingga menghambat terjadinya ovulasi.Endometriosis stadium berat juga dapat menimbulkan perlekatan berat di rongga panggul sehingga menyebabkan distorsi dari tuba fallopii.
Teori penyebab terjadinya endometriosis sangat banyak sekali, namun secara garis besar dapat disebabkan oleh kerusakan pada faktor genetik, faktor endokrin, faktor imunitas dan faktor mekanik.Saat ini diketahui pula bahwa zat polutan seperti dioxin dapat pula menjadi penyebab terjadinya endometriosis.
  1. Sindrom Ovarium Polikistik
Sindrom ovarium polikistik (SOPK) merupakan suatu kondisi pada wanita yang ditandai dengan oligo-ovulasi/an-ovulasi, gambaran polikistik pada ovarium, yang dapat disertai dengan adanya baik gejala klinik maupun laboratorik dari hiperandrogenism. Akibat adanya oligo-ovulasi/an-ovulasi maka kadar progesteron pada pasien ini akan selalu rendah dan pasien seringkali datang dengan keluhan sering tidak mendapat haid. Kadar androgen yang relatif tinggi didalam sirkulasi darah dapat menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan seperti obesitas, banyak jerawat, tumbuh banyak bulu/rambut, suara berat dan klitoris yang membesar.
SOPK juga memiliki kaitan erat dengan resistensi insulin dan diabetes melitus.
  1. Menopause prekoks atau kegagalan ovarium dini
Menopause prekoks atau menopause dini dapat terjadi ketika fungsi ovarium menurun atau berkurang ketika wanita berusia kurang daripada 40 tahun.Pada kasus kegagalan ovarium dini, kemungkinan bagi wanita untuk hamil spontan hanya terjadi sebesar 5-10% saja.Kegagalan ovarium dini dapat terjadi akibat radiasi, kemoterapi, kelainan genetik, penyakit autoimun, kelainan kromosom dan sebagainya.
  1. Myoma uteri
Myoma uteri merupakan tumor jinak yang tumbuh di miometrium. Myoma uteri dapat menyebabkan infertilitas jika terletak pada tempat-tempat tertentu yang sangat penting bagi sebuah proses kehamilan seperti mengganggu lapisan endometrium yang penting untuk implantasi embrio, menyumbat saluran tuba fallopii, merubah bentuk uterus menjadi tidak normal, mempengaruhi letak serviks sehingga menghambat masuknya sperma kedalam uterus.
  1. Hiperprolaktinemia
Pada kondisi normal, prolaktin yang dihasilkan kelenjar hipofisis diperlukan untuk membantu proses pertumbuhan kelenjar payudara dan sekaligus berperan penting pada produksi air susu ibu (ASI). Pada kondisi tertentu misalkan terdapat tumor tumbuh di kelenjar hipofisis (prolaktinoma), maka prolaktin akan diproduksi berlebihan sehingga menimbulkan penekanan terhadap sekresi gonadotropin sehingga terjadi gangguan proses ovulasi. Disamping itu, suatu kondisi hipotiroidism atau penggunaan obat kontrasepsi oral atau obat antipsikotik, dapat menyebabkan peningkatan sekresi prolaktin. Jika seorang wanita mengeluarkan ASI dari payudara tanpa ada kaitannya dengan kondisi menyusui (galaktore), maka perlu difikirkan adanya peningkatan kadar prolaktin di dalam darah.
  1. Faktor lain
Terdapat pula faktor lain yang terkadang dapat menjadi penyebab infertilitas.
Faktor tersebut adalah:
  • Kelainan tiroid. Produksi hormon tiroid yang berlebihan atau kekurangan, dapat menjadi penyebab gangguan siklus haid yang dapat menibulkan infertiltas kemudian.
  • Epilepsi. Penggunaan obat antiepilesi selama kehamilan dapat menyebabkan timbulnya kelainan kongenital bayi.
  • Infeksi usus/rongga abdomen. Infeksi usus seperti apendisitis, kolitis atau peritonitis dapat menjadi penyebab infertiltas pada wanita.
  • Penggunaan obat. Penggunaan obat tertentu seperti antidepresan, hormon, kortikosteroid, penghilang nyeri dan obat anti-psikotik dapat menyebabkan terjadinya infertiltas pada wanita.
  • Kehamilan ektopik. Jika terdapat kehamilan ektopik maka kondisi ini akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infertilitas, terlebih lagi jika tatalaksana kehamilan ektopik dilakukan secara tidak hati-hati atau terlambat dilakukan sesuatu.
Tahapan diagnostik yang dilakukan pada tatalaksana infertilitas wanita.
  1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Langkah pertama dari tatalaksana infertilitas wanita adalah melakukan anamnesis yang baik dalam rangka menggali informasi yang terkait dengan dengan infertilitas, seperti riwayat penyakit yang pernah diderita, gaya hidup (merokok, alkohol atau kopi), riwayat haid, riwayat kehamilan sebelumnya, riwayat abortus yang sebelumnya, obat apa saja yang sedang/pernah diminum, riwayat penggunaan kontrasepsi dan sebagainya. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik yang meliputi faktor-faktor sebagai berikut: faktor vagina, faktor serviks, faktor uterus, faktor endometrium, faktor tuba, faktor ovarium, faktor peritoneum, faktor imunologi dan faktor endokrinologi.
  1. Penentuan adanya ovulasi
Untuk menentukan adanya ovulasi, diperlukan suatu penilaian terhadap:
  • kadar progesteron pada fase mid-luteal sebuah siklus haid
  • pola suhu basal badan dalam kurun satu bulan
  • kadar LH di urin wanita
  • pengukuran diameter folikel ovarium pada fase pra-ovulasi dengan menggunakan ultrasonografi (USG) transvaginal.
  1. Pemeriksaan hormon reproduksi dan hormon lain
Pemeriksaan kadar hormon reproduksi memang diperlukan untuk mengetahui kelainan yang terkait dengan infertilitas. Untuk penentuan kadar follicle stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH), prolaktin dan 17β-estradiol dalam plasma, dilakukan pengambilan percontoh darah pada hari 3-5 dalam satu siklus haid, sedang untuk mengetahui kadar progesteron pada fase lutela madya dilakukan pengambilan percontoh darah pada hari ke 21 atau ke 22 dalam satu siklus 28-30 hari. Disamping itu jika diperlukan maka dapat pula pemeriksaan ditambahkan untuk hormon testosteron atau DHEA/DHEAS atau kortisol atau TSH, T3 bebas, T4 bebas, dan sebagainya.
Beberapa contoh kelainan yang dapat diperkirakan berdasarkan pemeriksaan hormon reproduksi antara lain adalah:
  • Jika dijumpai kadar FSH dan LH yang tinggi disertai kadar estradiol yang rendah maka kemungkinan terdapat menopause prekoks pada pasien ini.
  • Jika dijumpai kadar LH yang lebih tinggi daripada FSH maka kemungkinan pasien ini menderita sindrom ovarium polikistik.
  1. Jika diperkirakan telah terjadi insufisiensi fungsi ovarium maka dapat dilakukan uji klomifen (clomiphene challenge test/CCT), yaitu dengan cara memberikan klomifen sitrat pada hari ke 5-9 siklus haid, yang dilanjutkan dengan pemeriksaan kadar FSH pada hari ke 10 siklus haid. Kadar FSH yang tinggi pada hari ke 3 atau ke 10 siklus haid menunjukkan kemungkinan telah terdapat insufisiensi dari ovarium.
  2. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) dan histerosalpingografi (HSG).
Pemeriksaan USG yang dilakukan terutama pada fase pra-ovulasi, dapat bermanfaat untuk mengetahui adanya kelainan uterus (misal: mioma, adenomiosis, uteus arkuatus, polip.

1 komentar:

  1. kita juga punya nih artikel mengenai 'Infertilitas', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
    http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3503/1/JURNAL_10503173_1.pdf
    trimakasih
    semoga bermanfaat

    BalasHapus