58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) 2008
Asuhan
Persalinan Normal
Sumber gambar: medindia.net |
58 langkah
asuhan persalinan normal diambil dari penuntun belajar APN yang terdapat pada
panduan pelatihan klinik APN "Asuhan Esensial, Pencegahan dan
Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir" yang
diterbitkan oleh Jaringan Nasional Pelatihan Klinik - Kesehatan Reproduksi
(JNPK-KR), Departemen Kesehatan RI, 2008.
58 langkah APN terdiri dari:
I. Mengenali Gejala dan Tanda Kala Dua [1]
II. Menyiapkan Pertolongan Persalinan [2] [3] [4] [5] [6]
III. Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik [7] [8] [9] [10]
IV. Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu Proses Bimbingan Meneran [11] [13] [14]
V. Mempersiapkan Pertolongan Kelahiran Bayi [15] [16] [17] [18]
VI. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
Lahirnya kepala [19] [20] [21]
Lahirnya bahu [22]
Lahirnya badan dan tungkai [23] [24]
VII. Penanganan Bayi Baru Lahir [25] [26] [27] [28] [29] [30] [31] [32] [33]
VIII. Penatalaksanaan Aktif Kala Tiga [34] [35] [36]
Mengeluarkan plasenta [37] [38]
Rangsangan taktil (masase) uterus [39]
IX. Menilai Perdarahan [40] [41]
X. Melakukan Asuhan Pasca Persalinan [42] [43] [44] [45]
Evaluasi [46] [47] [48] [49] [50]
Kebersihan dan keamanan [51] [52] [53] [54] [] [56] [57]
Dokumentasi [58]
58 langkah APN terdiri dari:
I. Mengenali Gejala dan Tanda Kala Dua [1]
II. Menyiapkan Pertolongan Persalinan [2] [3] [4] [5] [6]
III. Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik [7] [8] [9] [10]
IV. Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu Proses Bimbingan Meneran [11] [13] [14]
V. Mempersiapkan Pertolongan Kelahiran Bayi [15] [16] [17] [18]
VI. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
Lahirnya kepala [19] [20] [21]
Lahirnya bahu [22]
Lahirnya badan dan tungkai [23] [24]
VII. Penanganan Bayi Baru Lahir [25] [26] [27] [28] [29] [30] [31] [32] [33]
VIII. Penatalaksanaan Aktif Kala Tiga [34] [35] [36]
Mengeluarkan plasenta [37] [38]
Rangsangan taktil (masase) uterus [39]
IX. Menilai Perdarahan [40] [41]
X. Melakukan Asuhan Pasca Persalinan [42] [43] [44] [45]
Evaluasi [46] [47] [48] [49] [50]
Kebersihan dan keamanan [51] [52] [53] [54] [] [56] [57]
Dokumentasi [58]
I. Mengenali Gejala dan Tanda Kala Dua
Langkah 1
Dengarkan, lihat dan periksa gejala dan
tanda Kala Dua
- Ibu merasakan dorongan kuat dan meneran
- Ibu merasakan regangan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
- Perineum tampak menonjol
- Vulva dan sfinger ani membuka.
II. Menyiapkan Pertolongan Persalinan
Langkah 2
Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan
obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu
dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia: tempat tidur datar dan keras, 2 kain dan 1
handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
- Gelarlah kain di atas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal bahu bayi
- Siapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
Langkah 3
Kenakan atau pakai celemek plastik.
Langkah 4
Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang
dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
Langkah 5
Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan
pemeriksaan dalam.
Langkah 6
Masukkan
oksitosin ke dalam tabung suntik (Gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT
dan steril. Pastikan tidak terkontaminasi pada alat suntik).
III. Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik
Langkah 7
Bersihkan vulva dan perineum, seka dengan
hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang
dibasahi air DTT
- Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang
- Buang kapas atau pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia
- Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5% – Langkah 9)
Langkah 8
Lakukan periksa dalam untuk memastikan
pembukaan lengkap.
- Bila selaput ketuban dalam belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi.
Langkah 9
Dekontaminasi sarung tangan dengan cara
mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5%
selama 10 menit. Cuci kedua tangah setelah sarung tangan dilepaskan.
Langkah 10
Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah
kontraksi/ saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal
(120 – 160 x/ menit)
- Ambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
- Dokumentasikan
hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta
asuhan lainnya pada partograf.
IV. Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu Proses Bimbingan Meneran
Langkah 11
Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap
dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan
sesuai dengan keinginannya
- Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan sesuai temuan yang ada
- Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar.
Langkah 12
Pinta keluarga membantu menyiapkan posisi
meneran (Bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu
ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu
merasa nyaman).
Langkah 13
Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu
merasakan ada dorongan kuat untuk meneran:
- Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
- Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
- Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
- Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
- Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
- Berika cukup asupan cairan per-oral (minum)
- Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
- Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida).
Langkah 14
Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok
atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam 60 menit.
V. Mempersiapkan Pertolongan Kelahiran Bayi
Langkah 15
Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan
bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6
cm.
Langkah 16
Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3
bagian dibawah bokong ibu
Langkah 17
Buka tutup partus set dan perhatikan
kembali kelengkapan alat dan bahan
Langkah 18
Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
VI. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
Langkah 19
Setelah tampak kepala bayi dengan diameter
5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi
dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk
menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk
meneran perlahan sambil bernapas cepat dan dangkal.
Langkah 20
Periksa kemungkinan adanya lilitan tali
pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan
proses kelahiran bayi
- Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi
- Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong diantara klem tersebut.
Langkah 21
Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi
luar secara spontan.
Lahirnya bahu
Lahirnya bahu
Langkah 22
Setelah kepala melakukan putaran paksi
luar, pegang secara biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi.
Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul
di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang.
Lahirnya badan dan tungkai
Lahirnya badan dan tungkai
Langkah 23
Setelah kedua bahu lahir, geser tangan
bawah ke arah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah
bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah
atas.
Langkah 24
Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran
tangan atas berlanjut ke punggung, bokong dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu
jari dan jari-jari lainnya).
VII. Penanganan Bayi Baru Lahir
Langkah 25
Lakukan penilaian (selintas):
- Apakah bayi menangis kuat dan/ atau bernapas tanpa kesulitan?
- Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Jika bayi tidak bernapas atau megap-megap
segera lakukan tindakan resusitasi (Langkah 25 ini berlanjut ke langkah-langkah prosedur resusitasi bayi baru lahir dengan
asfiksi).
Langkah 26
Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas
perut ibu
- Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya (tanpa membersihkan verniks) kecuali bagian tangan
- Ganti handuk basah dengan handuk kering
- Pastikan bayi dalam kondisi mantap di atas perut ibu.
Langkah 27
Periksa kembali perut ibu untuk memastikan
tak ada bayi lain dalam uterus (hamil tunggal).
Langkah 28
Beritahukan pada ibu bahwa penolong akan
menyuntikkan oksitosin (agar uterus berkontraksi baik).
Langkah 29
Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir,
suntikkan oksitosin 10 unit (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal
lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
Langkah 30
Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat
(dua menit setelah bayi lahir pada sekitar 3 cm dari pusar (umbilikus) bayi.
Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan
lakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama.
Langkah 31
Pemotongan dan pengikatan tali pusat
- Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) di antara 2 klem tersebut
- Ikat tali pusat dengan benang DTT/ steril pada satu sisi kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan benang dengan simpul kunci
- Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
Langkah 32
Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit
ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan
bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada-perut ibu.
Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah
dari puting payudara ibu.
Langkah 33
Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat
dan pasang topi di kepala bayi.
VIII. Penatalaksanaan Aktif Kala Tiga
Langkah 34
Pindahkan klem pada tali pusat hingga
berjarak 5 – 10 cm dari vulva.
Langkah 35
Letakkan satu tangan di atas kain pada
perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan
tali pusat.
Langkah 36
Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali
pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang –
atas (dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika
plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan
tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
- Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.
Mengeluarkan plasenta
Langkah 37
Lakukan penegangan dan dorongan
dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong
menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas,
mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial)
- Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
- Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
- Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
- Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh
- Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
- Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
- Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir
- Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta manual.
Langkah 38
Saat plasenta muncul di introitus vagina,
lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput
ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan.
- Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
Rangsangan taktil (masase) uterus
Langkah 39
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban
lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar secara lembut hingga uterus berkontraksi
(fundus teraba keras)
- Lakukan
tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik
melakukan rangsangan taktil/ masase.
IX. Menilai Perdarahan
Langkah 40
Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu
maupun bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkah plasenta ke
dalam kantung plastik atau tempat khusus.
Langkah 41
Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina
dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
X. Melakukan Asuhan Pasca Persalinan
Langkah 42
Pastikan uterus berkontraksi dengan baik
dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
Langkah 43
Beri cukup waktu untuk melakukan kontak
kulit ibu – bayi (di dada ibu paling sedikit 1 jam)
- Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara
- Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu.
Langkah 44
Lakukan penimbangan/ pengukuran bayi, beri
tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1mg intramuskular di paha
kiri anterolateral setelah satu jam kontak kulit ibu – bayi.
Langkah 45
Berikan suntikan imunisasi Hepatitis B
(setelah satu jam pemberian Vitamin K1) di paha kanan anterolateral.
- Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan
- Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu.
Evaluasi
Langkah 46
Lanjutkan permantauan kontraksi dan
mencegah perdarahan per vaginam
- 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
- Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
- Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan
- Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.
Langkah 47
Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan masase
uterus dan menilai kontraksi.
Langkah 48
Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangann
darah.
Langkah 49
Periksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih
setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit
selama 2 jam pertama persalinan
- Periksa temperatur ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pasca persalinan
- Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
Langkah 50
Periksa kembali kondisi bayi untuk
memastikan bahwa bayi bernapas dengan baik (40-60 kali/ menit) serta suhu tubuh
normal (36,5 – 37,5).
Kebersihan dan keamanan
Kebersihan dan keamanan
Langkah 51
Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam
larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah didekontaminasi.
Langkah 52
Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke
tempat sampah yang sesuai.
Langkah 53
Bersihkan badan ibu menggunakan air DTT.
Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang
bersih dan kering.
Langkah 54
Pastikan ibu merasa nyaman, Bantu ibu
memerikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang
diinginkannya.
Langkah 55
Dekontaminasi tempat bersalin dengan
larutan klorin 0,5%.
Langkah 56
Celupkan sarung tangan kotor ke dalam
larutan klorin 0,5%, balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit.
Langkah 57
Cuci kedua tangan dengan sabun dan air
bersih mengalir kemudian keringkan dengan tissue atau handuk yang kering dan
bersih.
Dokumentasi
Dokumentasi
Langkah 58
Lengkapi partograf (halaman depan dan
belakang), periksa tanda vital dan asuhan kala IV.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar